Berita  

Pj Gubernur Sultra Panen Raya Jagung Cabai Tomat Bersama Siswa di Konawe

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto melaksanakan panen raya tanaman pangan dan holtikultura bersama siswa di SMKN Pertanian Pembangunan (PP) 5 Konawe, Rabu (28/2). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto melaksanakan panen raya tanaman pangan dan holtikultura bersama siswa di SMKN Pertanian Pembangunan (PP) 5 Konawe, Rabu (28/2).

Panen raya ini juga langsung dihadiri Kepala BI Perwakilan Sultra, Doni Septadijaya, Pj Bupati Konawe, Harmin Ramba, Kadis Dikbud Sultra, Yusmin, serta sejumlah pejabat, kepala sekolah dan guru.

Sebelumnya, Pemprov Sulawesi Tenggara menanam serentak di wilayah itu pada 25 November 2023. Padahal, saat itu, wilayah Sulawesi Tenggara dan sekitarnya sedang musim kemarau panjang dan tidak diguyur hujan selama 4 bulan.

Saat penanaman awal, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto bersama Kadis Diknas Provinsi Yusmin, jajaran SKPD Sultra serta pihak guru serta siswa sekolah ikut terlibat.

Di tengah musim kemarau dengan intensitas hujan sedikit, Pj Gubernur nekat memimpin penanaman sebanyak 2.738.475 bibit tanaman pangan dan holtikultura di lingkungan sekolah. Saat itu, 117.175 Guru dan Siswa SMA/SMK/SLB di 17 Kabupaten/Kota se-Sultra ikut terlibat.

Aksi ini dilakukan serentak yang tersebar pada 17 kabupaten dan kota se-Sultra. Sebelumnya, sejak akhir Januari 2024, sebagian besar sekolah pada 17 kabupaten dan kota di Sultra sudah berhasil memanen dan menjual ke warga sekitar sekolah. Hasil penjualan, sebagian besar digunakan bagi kebutuhan operasional sekolah.

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto mengatakan dalam sambutannya saat panen raya mengatakan, gerakan siswa dan guru sekolah menanam dan menuai hasilnya, bukan sekedar aksi menanam biasa. Namun, lebih dari itu, semua pihak yang terlibat di dalamnya sudah menanam nilai-nilai yang bisa diambil dan dipegang untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Saat pertama kali kita menanam, tentunya banyak goals atau tujuan yang kita harapkan, misalnya saat menanam cabai yang masa pakainya maksimal 4 hari setelah panen,” kata Andap Budhi Revianto.

Dia melanjutkan, karena masa pakai cabai yang singkat, membuat petani, pihak sekolah atau siapa saja yang membutuhkan harus menanam komoditas cabai. Sehingga, semua tergerak untuk menghasilkan tanaman ini dengan cara-cara mandiri dan berusaha agar tidak bergantung pada pihak lain.

Nilai selanjutnya yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga, yakni pelajar SMK sebagai generasi milenial bisa belajar banyak dari senior-seniornya dan mengubah mindset mereka. Bahwa, ternyata memanfaatkan lahan dengan baik dan hasil produksi maksimal, maka bisa ikut mengambil peran di pasar. Hal ini, tentunya bisa memberikan tambahan penghasilan bagi mereka.

“Nilai berikutnya, saya sebagai orang baru, berusaha meletakkan legacy. Niat kita adalah change the world, Sultra yang tadi tingkat inflasi berada diatas rata rata bisa kita berada di bawah standar inflasi nasional,” ujarnya.

Dia melanjutkan, nilai selanjutnya, mengajarkan upaya dan kerja keras mencapai hasil kepada semua masyarakat Sultra. Setelah itu, pada akhirnya bisa belajar dari hasil yang dicapai untuk mengatasi masalah dan hambatan selama prosesnya.

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sulawesi Tenggara Yusmin, mengatakan, sejak awal pihaknya nekat memulai penanaman, meskipun dalam kondisi kemarau. Pihaknya berupaya mengatasi beberapa kekurangan mulai dari ketersediaan sumber air hingga pengolahan lahan tanaman pangan dan holtikultura.

“Dengan bantuan Pemda Konawe, upaya Pemprov Sultra bisa terbantu saat proses memulai menanam hingga saat panen,” kata Yusmin.

Dia mengatakan, upaya Diknas melibatkan banyak kepala sekolah di Sultra dilakukan dengan ikhlas. Apalagi, saat itu kondisi harga sejumlah komoditas tanaman berupa cabai dan sayuran di wilayah Sultra cukup tinggi.

“Namun, beban muncul ketika ditanya kapan panen, sehingga kami makin termotivasi menunaikan ini dengan sungguh-sungguh,” unar Yusmin.

Kata dia, aksi menanam tanaman pangan dan holtikultura salah tujuannya agar bisa membantu daerah, khususnya masyarakat di sekitar sekolah dan pihak sekolah sendiri.

“Pemda membantu dengan baik, selama ini Bupati sudah berperan maksimal agar kegiatan ini bisa terlaksana dengan proses dan panen dengan hasil maksimal,” kata Yusmin.

Dia memaparkan, saat ini lahan yang sudah diolah baru seluas 5 hektar. Sedangkan, sisa lahan yang belum diolah berjumlah seluas 12 hektar.

“Kedepan, kami sudah sementara memproses bantuan alat berat bagi sekolah, tujuannya memanfaatkan pengolahan maksimal sisa lahan 12 hektare untuk mulai bisa digunakan pada 3-4 bulan mendatang,” Kata Yusmin.

Dia juga mengapresiasi peran Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dalam mendukung program tanam pangan dan holtikultura di wilayah Konawe. Diketahui, Bank Indonesia ikut berperan memasok persediaan bibit tanaman dan pupuk untuk program di SMK PP 5 Konawe.

Pj Bupati Konawe Harmin Ramba mengatakan, saat ini mendukung program peningkatan budidaya pangan di lingkup dunia pendidikan Konawe. Pihaknya selain mendukung pengolahan lahan siswa-siswa dan guru sekolah, bantuan berupa fasilitas pengolahan juga akan diberikan kepada pihak sekolah.

“Minggu depan, kami akan salurkan bantuan berupa hand tractor dan satu mesin pengolahan lahan pertanian, kami berharap kegiatan ini bisa terus dilakukan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat,” ujar Harmin Ramba.

Apresiasi Bank Indonesia

Bank Indonesia mengapresiasi langkah Pemprov Sulawesi Tenggara dan Pemda Konawe. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Doni Septadijaya menyatakan, panen raya dan proses menanam serentak dengan melibatkan siswa sekolah pada 17 kabupaten dan kota se Sulawesi Tenggara ini merupakan cara unik dan patut diapresiasi.

Apalagi, dilakukan di tengah musim kemarau dan saat harga sejumlah jenis tanaman pangan sedang tinggi akibat panas. Kata Doni, langkah ini bisa jadi merupakan pertama kali dilakukan di Indonesia dengan melibatkan institusi pendidikan secara masif pada 17 kabupaten dan kota untuk mengatasi dan membantu persediaan pangan masyarakat.

“Dukungan BI, diantara dukungan rumah semai bibit, pengolahan pasca panen, bantuan irigasi dan alat Pertanian, kemudian penyediaan pupuk organik dengan mitra kami,” ujar Doni Septadijaya.

Kata Doni, ke depan dengan potensi lahan sekolah yang masih ada, Bank Indonesia akan terus berperan mendukung upaya Pemprov Sulawesi Tenggara dan Pemda Konawe mengembangkan potensi tanaman pangan dan holtikultura.


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!