Kendari – Pria berinisial A (49) yang ditemukan tewas dengan sebilah badik tertancap di perutnya di Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9) diduga kuat adalah aksi bunuh diri.
Dugaan bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya sendiri itu muncul dari keterangan anak korban berinisil F (24). Kuat dugaan korban mengalami depresi akibat penyakit yang dideritanya.
F mengungkapkan bahwa ayahnya sudah lama menderita kanker dan tumor tenggorokan sejak 2024. Selama sakit, A menjalani berbagai pengobatan di RSUD Bahteramas Kendari.
Pihak rumah sakit bahkan sempat mengeluarkan surat rujukan untuk dirawat lebih lanjut di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Sudah ada rujukan sebenarnya, tetapi setiap kali mau dibawa ke Makassar, dia tiba-tiba tidak mau. Sudah tiga kali kami mau bawa ke Makassar untuk berobat,” kata F dikutip dari Kendariinfo.
F menceritakan, ayahnya sempat merantau di Malaysia selama puluhan tahun sebelum akhirnya kembali ke Kendari karena sakit.
Meski mendapat penanganan medis, A kerap mengeluhkan rasa sakit yang dideritanya. Ia bahkan beberapa kali berusaha mengakhiri hidup, termasuk pernah mencoba terjun ke dalam sumur.
“Dia pernah mau lompat dalam sumur, tetapi saya halangi. Dia tidak tahan dengan penyakitnya,” tambah F.
Peristiwa nahas itu terjadi di kebun ubi kayu tak jauh dari rumah korban. A ditemukan tergeletak di atas tanah, mengenakan sarung, dengan badik menancap di perut sebelah kiri. Saat itu, selang masih terpasang di hidungnya.
Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi.
Sejumlah saksi juga sudah dimintai keterangan. Rencananya, jenazah A dibawa ke RS Bhayangkara Kendari untuk dilakukan visum luar.
Editor: Muh Fajar








