Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat terus memperkuat sektor pertanian. Penguatan infrastruktur dan pengembangan kapasitas SDM petani menjadi prioritas mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini seiring dengan hadirnya Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP). SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dimana salah satu pengelolaannya ada pada Kementerian Pertanian.
Kepala Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Hendro Yulistiono mengatakan, kehadiran program SIMURP memberikan efek yang luar biasa terhadap peningkatan kapasitas petani di daerahnya. Dia lantas mencontohkan program turunan SIMURP bernama Climate Smart Agriculture (CSA).
“Lewat penerapan paket teknologi CSA, petani diajarkan banyak hal mengenai strategi bertani melakukan sejumlah pendekatan keilmuan,” ujar Hendro usai menghadiri Rapat Koordinasi Kegiatan SIMURP di Aula Dinas Pertanian Kabuapten Lombok Tengah, Rabu (10/8).
Hendro memaparkan, paket teknologi CSA SIMURP ini mampu meningkatkan produktivitas hasil panen, khususnya penggunaan benih unggul, seleksi benih dan perlakuan benih (treatment benih), dan penggunaan pupuk organik.
“Kami optimis program SIMURP bisa terus mendongkrak pertanian di Lombok Tengah,” jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Hendro juga menjelaskan kalau pihaknya membahas sejumlah hal terkait evaluasi program SIMURP. Di antaranya pembahasan rincian kegiatan pengembangan jejaring kemitraan market linkage atau KEP SIMURP, fasilitasi pengolahan industri rumah tangga hasil pertanian bagi KWT, evaluasi kegiatan bimtek CSA SIMRUP.
“Dua bahasan lainnya yakni penyusunan RAB KEP dan KWT, serta percepatan penyusunan proposal dan Bisnis Plan KEP dan KWT,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan pertanian cerdas iklim atau CSA proyek SIMURP memiliki dampak yang positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan pendapatan petani.
“SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dia mengatakan kegiatan CSA selain meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, CSA juga mampu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Menurut Mentan, dengan SIMURP diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien serta tanpa bergantung pada kondisi iklim yang berubah.
“Tidak hanya menyasar masalah teknis pembudidayaan tanaman pangan, hadirnya SIMURP juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP,” pungkas Mentan SYL. (NF).
Editor: Wiwid Abid Abadi