Kendari – Ratusan massa yang tergabung dalam forum komunikasi anak daerah bersama ratusan honorer menggeruduk Kantor Bupati Konawe pada Senin (30/11).
Massa mendesak agar panitia seleksi melakukan evaluasi atas pengumuman kelulusan 2.282 P3K Kabupaten Konawe yang diduga sebagian adalah honorer siluman atau honorer yang sudah tidak aktif.
Salah satu orator dalam aksi ini, Ryan Harianto menyampaikan bahwa beberapa peserta tes P3K Konawe yang dinyatakan lulus adalah orang-orang yang telah lama meninggalkan tugas dan tidak lagi aktif sebagai honorer.
“Ini tidak adil. Banyak honorer yang sudah lama bertugas, namun tidak lulus. Sementara mereka yang tidak pernah mengabdi tiba-tiba mendadak lolos. Kami menduga ada honorer siluman di sini,” ungkap Ryan.
Rekannya, Harwan juga menyampaikan bahwa berdasarkan regulasi yang ada, mereka yang berhak mengikuti tes P3K adalah honorer aktif dibuktikan dengan SK dari pimpinan OPD selama 2 tahun berturut-turut dan tidak terputus.
“Anehnya mereka yang sudah bertahun-tahun tidak muncul berkantor tiba-tiba datang mendaftar dan lulus, sementara kami ini yang hari-hari mengabdi justru tidak lulus, inikan aneh,” ungkap Harwan.
Begitupun Andriyadi, ia mengungkap Pemerintah Kabupaten Konawe harus membatalkan pengumuman kelulusan P3K Tahun 2024.
Kata Andriyadi apengumuman ini telah mencederai nilai keadilan dikalangan honorer yang telah bertahun-tahun mengabdi.
“Ini bukan persoalan rejeki, namun ini perampasan hak, mereka yang siang malam bekerja untuk Konawe justru harus menerima kenyataan tidak lulus,” ungkapnya.
Laporan: Febri
Editor: Denis Risman