Kendari – Psikolog Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra), Nurhaerani Haeba, menyarankan agar orang tua para siswa SMA dan SMK mengubah pola asuh anaknya menjadi lebih demokratis, mendengar, dan memahami minat dari sang anak.
Pasalnya, berdasarkan hasil assesment yang dilakukan pihaknya, pola asuh anak over kritikal masih mendominasi di Bumi Anoa. Pola asuh ini, kata dia, tidak menguntungkan bagi perkembangan anak.
“Untuk pola asuh over kritikal itu mendominasi, jadi rata-rata orang tua sekarang lebih mengkritik anaknya. Harusnya lebih demokratis. (Dalam assesment) ini kita hanya melihat pola asuh yang tidak menguntungkan ya, artinya biar ada yang dirubah,” kata Nurhaerani.
Nurhaerani menjelaskan, assesment ini dilakukan dengan tes tertulis yang mengambil sampel sebanyak 1.953 siswa di Sultra.
Hasilnya, sebanyak 1.110 siswa diasuh dengan pola over kritikal. Lalu 305 siswa diasuh dengan pola over protektif, 223 arahan kurang konsisten, dan sebanyak 308 siswa menurutkan maunnya.
Nurhaerani menjelaskan tujuan assesment ini adalah untuk memberi pemahaman kepada para guru dan orang tua bagaimana baiknya mengasuh demi perkembangan anak.
“Tujuannya (hasil assesment ini) kita bagikan ke guru bahwa seperti ini anaknya, lalu dibagikan juha ke orang tua agar seharusnya bagaimana memperlakukan anaknya,” pungkasnya.
Editor: Muh Fajar