PT SCM Didemo di Jakarta, Aktivis: Sungai Lalindu Rusak, Konawe Utara Terendam

Puluhan aktivis dari Perhimpunan Aktivis Nusantara (Perantara) menggelar unjuk rasa di depan kantor PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Jakarta, Kamis (8/5). Foto: Dok. Istimewa.

Jakarta – Puluhan aktivis dari Perhimpunan Aktivis Nusantara (Perantara) menggelar unjuk rasa di depan kantor pusat PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) di Jakarta, Kamis (8/5).

Mereka menuntut pertanggungjawaban perusahaan atas kerusakan lingkungan yang dituding menjadi penyebab banjir rutin di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Dalam orasinya, Koordinator Lapangan Muhammad Rahim menuding bahwa aktivitas pertambangan PT SCM di Kecamatan Routa telah merusak ekosistem Sungai Lalindu yang menjadi sumber utama banjir di wilayah hilir, termasuk Desa Sambandete dan Padalere Utama.

“PT SCM telah merusak tata kelola air di hulu Sungai Lalindu. Rawa-rawa ditimbun, hutan dibabat, dan akhirnya masyarakat Konawe Utara yang jadi korban. Jalan provinsi terendam, warga terisolasi, bahkan harus bayar hingga Rp800 ribu untuk menyeberang dengan perahu,” teriak Rahim di tengah kerumunan massa.

Perantara menilai, banjir yang terus berulang bukanlah bencana alam semata, melainkan akibat langsung dari pembukaan lahan tambang yang tidak terkendali.

Mereka juga menyebut lemahnya pengawasan dari aparat penegak hukum dan pemerintah daerah sebagai bagian dari masalah.

Dalam aksinya, massa membawa spanduk bertuliskan “Cabut Izin PT SCM” dan “Hentikan Perusakan Lingkungan Konawe Utara.”

Mereka juga menyerahkan surat tuntutan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian ESDM agar mencabut izin lingkungan dan IUP PT SCM.

Perantara menuntut audit menyeluruh terhadap dokumen AMDAL perusahaan serta penjatuhan sanksi administratif sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009 dan sanksi pidana berdasar UU No. 3 Tahun 2020 tentang pertambangan.

“Jika negara tidak hadir, kami akan terus turun ke jalan. Jangan sampai air mata warga ditukar dengan keuntungan tambang,” tutup Rahim dengan suara lantang.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT SCM belum memberikan tanggapan resmi atas aksi dan tudingan para demonstran.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!