News  

Rekam Jejak Prestasi AKBP Priyo Utomo 2 Tahun Memimpin Polres Konawe Utara

Upacara pedang pora melepas massa tugas AKBP Priyo Utomo sebagai Kapolres Konawe Utara. Foto: Dok. Istimewa.

Konawe Utara – Di sebuah pagi yang syahdu, Kamis (9/1), di mana embun terakhir enggan meninggalkan dedaunan, Konawe Utara melepas seorang pemimpin. AKBP Priyo Utomo, seorang perwira yang tidak hanya mengenakan seragam dengan kebanggaan, tetapi juga menorehkan tinta emas di lembar kehidupan masyarakatnya.

Hari itu, di bawah langit yang seakan menahan hujan, isak tangis dan haru menggema, seperti nyanyian perpisahan yang melankolis.

Bagi masyarakat Konawe Utara, Priyo Utomo bukan hanya Kapolres. Ia adalah cahaya di tengah kegelapan, jembatan yang menghubungkan aparat dengan hati rakyatnya.

Dua tahun, 6 Januari 2023 hingga 9 Januari 2025, bukanlah waktu yang panjang. Namun, seperti hujan pertama setelah kemarau panjang, Priyo Utomo membawa kesegaran yang meresap hingga ke akar-akar kehidupan masyarakatnya.

Membangun Tak Sekadar dengan Tangan, Tapi Juga dengan Hati

Di bawah kepemimpinannya, Konawe Utara tidak hanya dirajut dengan hukum dan aturan, tetapi juga dengan kasih sayang. Priyo adalah arsitek harapan yang mewujudkan impian banyak orang.

Dia tidak hanya membangun tembok-tembok fasilitas umum, tetapi juga membangun kepercayaan, yang sering kali menjadi pondasi paling rapuh di antara aparat dan masyarakat.

Masjid Miftahul Faizin berdiri megah, bukan sekadar tempat ibadah, tetapi simbol dari tekad Priyo untuk memakmurkan wilayahnya dengan nilai-nilai spiritual. Di sisi lain, dua pos pengamanan wisata di Pantai Taipa dan Pantai Batam adalah benteng kecil yang melindungi keindahan Konawe Utara dari bayang-bayang kejahatan. Ia tidak hanya menjaga tempat, tetapi juga rasa aman yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman wisatawan.

Namun, Priyo tidak berhenti di sana. Ia juga memastikan bahwa mimpi tentang rumah layak huni menjadi nyata bagi keluarga kurang mampu. Dua rumah dibangun di Desa Puuwonua dan Desa Wanggudu Raya, seperti dua lentera kecil di tengah malam yang menerangi hidup mereka yang selama ini dilupakan.

Olahraga dan Seni Hidup, Harmoni yang Dirajut Priyo

Seperti seorang pelukis yang memandang kanvas kosong, Priyo melihat Konawe Utara dengan mata seorang seniman. Ia tahu, keamanan bukan hanya soal menegakkan hukum, tetapi juga soal memberi ruang bagi masyarakat untuk bermimpi dan berprestasi.

Melalui program olahraga kamtibmas, ia menciptakan sinergi antara keamanan dan kegembiraan. Tim voli putra dan putri Polres Konawe Utara adalah bukti nyata. Juara Kapolda Cup dan Kapolri Cup bukan sekadar prestasi, tetapi gema semangat yang mengguncang seluruh Sulawesi Tenggara. Di setiap sorakan kemenangan, nama Priyo bergaung, tidak sebagai seorang pemimpin, tetapi sebagai seorang pendukung yang setia.

Lapangan tembak dan fasilitas olahraga yang ia bangun menjadi tempat di mana kekuatan fisik dan mental ditempa. Ia tahu, seorang perwira yang tangguh lahir dari latihan yang tekun, tetapi masyarakat yang sehat lahir dari ruang yang mendukung.

Menjaga Rakyat, Menjaga Asa

Ada hal lain yang membuat nama Priyo Utomo menggema di setiap sudut Konawe Utara: sisi humanisnya. Ia bukan hanya pemimpin, tetapi juga sahabat bagi rakyatnya. Ketika kekeringan melanda dan air bersih menjadi mimpi yang jauh, ia hadir dengan sumur bor di Kelurahan Tinobu, memberi kehidupan baru bagi masyarakat Lasolo.

Di Desa Labengki, ribuan buku ia bawa. Bukan hanya untuk memenuhi rak-rak yang kosong, tetapi untuk mengisi pikiran dan hati generasi muda. Setiap buku adalah jendela, dan Priyo memastikan bahwa anak-anak Konawe Utara memiliki pemandangan dunia yang luas melalui literasi.

Dalam setiap bantuan sosial dan bakti sosial, Priyo adalah tangan yang lembut, menyentuh hati mereka yang membutuhkan. Program makan sehat bergizi yang ia luncurkan di SDN 5 dan SDN 7 Landawe adalah bukti bahwa seorang pemimpin sejati memahami bahwa perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil, seperti memberikan nutrisi kepada anak-anak bangsa.

Kepemimpinan yang Menjadi Teladan

Bagi personel Polres, Priyo bukan hanya atasan. Ia adalah keluarga. Program makan pagi dan makan siang bersama adalah cara sederhana yang menciptakan kebersamaan di tengah kesibukan. Di bawah kepemimpinannya, setiap ulang tahun dirayakan bersama, dan setiap prestasi diberi penghargaan.

Namun, Priyo juga tegas. Ia tidak ragu memberi punishment bagi mereka yang tidak disiplin. Baginya, keseimbangan antara penghargaan dan ketegasan adalah kunci untuk menciptakan institusi yang kuat dan dihormati.

Perpisahan yang Menjadi Awal Baru

Kini, Konawe Utara harus melepas Priyo Utomo digantikan AKBP Rico Fernanda. Ia akan melangkah ke babak baru sebagai Wadir Reskrimsus Polda Jawa Barat. Namun, warisan yang ia tinggalkan tidak akan pudar. Fasilitas yang ia bangun, keamanan yang ia ciptakan, dan cinta yang ia tanam di hati masyarakat akan terus hidup, seperti jejak yang tertinggal di pasir pantai yang tidak pernah benar-benar hilang, meski ombak datang menerjang.

Dalam acara pisah sambut yang penuh haru, Priyo menitipkan pesan kepada masyarakat dan personel Polres Konawe Utara. “Rawatlah fasilitas yang ada, makmurkanlah Masjid Miftahul Faizin, dan lanjutkanlah apa yang sudah kita mulai bersama,” katanya. Kata-kata itu sederhana, tetapi menggema, seperti angin yang membawa pesan dari seorang pemimpin yang tak pernah melupakan akar tempat ia pernah berpijak.

Konawe Utara kehilangan seorang pemimpin, tetapi Priyo Utomo telah menjadi puisi yang abadi, mengalun di setiap sudut wilayah ini, menjadi inspirasi bagi generasi yang akan datang.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version