Saat Sang Jenderal Berkemas: Meninggalkan Sultra dengan Prestasi dan Legasi

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto, mengunjungi Danau dan Terowongan Napabale, di sela waktu kunjungan kerjanya ke Kabupaten Muna pada Rabu (16/10). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Setelah 521 hari mengawal roda pemerintahan di Sulawesi Tenggara, Pj Gubernur Komjen Pol (P) Andap Budhi Revianto bersiap meninggalkan panggung pengabdiannya di Bumi Anoa.

Ia datang dengan langkah tegas bak seorang jenderal di medan tempur, dan kini, saat waktunya habis, ia pergi dengan jejak prestasi yang tertanam kokoh.

Bukan sekadar pergantian pimpinan, kepergian Andap ibarat seorang nakhoda yang telah memastikan kapal berlayar di jalur yang tepat.

Dalam kurun waktu yang singkat, ia tak hanya mengendalikan badai politik dan birokrasi, tetapi juga menanam fondasi perubahan jangka panjang.

Dengan prinsip kepemimpinan berbasis ketegasan dan disiplin, ia membuktikan bahwa tata kelola pemerintahan bisa berjalan dengan ritme yang cepat dan presisi, meski berada di tingkat provinsi.

Kain Kepemimpinan yang Ditata Rapi

Selama menjabat, Andap tak hanya menjadi pemimpin di balik meja, tetapi turun langsung ke lapangan, memastikan setiap kebijakan bukan sekadar tinta di atas kertas.

Ia menjahit harmonisasi antara birokrasi, masyarakat, dan stakeholder lainnya dengan benang integritas.

Langkahnya terlihat jelas dalam berbagai inisiatif strategis. Dari mendorong penggunaan aspal Buton dalam katalog elektronik pertama di tingkat provinsi hingga menanamkan prinsip pemerintahan berbasis data desa dan kelurahan presisi.

Keputusan yang diambilnya selalu berorientasi pada efektivitas dan efisiensi, memastikan bahwa setiap langkah yang ditempuh bukan sekadar seremonial, melainkan investasi bagi masa depan Sultra.

Tidak hanya di sektor pembangunan, kepemimpinannya juga terasa dalam aspek sosial dan pemerintahan. Ia menanamkan budaya disiplin di kalangan ASN, menegaskan bahwa apel pagi bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk pertanggungjawaban atas gaji yang diterima.

Dengan pendekatan tegas namun humanis, Andap menciptakan birokrasi yang lebih dinamis dan profesional.

Menjemput Batas Waktu dengan Kecepatan Maksimal

Layaknya seorang pelari yang melihat garis finis di depan mata, Andap tidak memperlambat langkahnya meskipun masa tugasnya hampir habis.

Ia terus mengawal netralitas ASN dalam Pilkada, memastikan transisi kepemimpinan berjalan tanpa hambatan, dan menginisiasi percepatan pengusulan pelantikan gubernur definitif ke pemerintah pusat.

Antusiasmenya bahkan terlihat hingga detik-detik terakhir, ketika ia menunggu putusan Mahkamah Konstitusi terkait sengketa Pilkada di Sultra, lalu menyebarkan informasi secara transparan kepada masyarakat.

Bagi Andap, kepemimpinan bukan hanya tentang menjalankan tugas, tetapi juga memastikan bahwa setiap proses berjalan dengan tuntas sebelum ia menyerahkan tongkat estafet kepada penerusnya.

Jejak Prestasi dan Penghargaan yang Tak Mudah Terhapus

Meski akan segera meninggalkan Sultra, warisan kepemimpinan Andap tak akan hilang begitu saja. Ia meninggalkan fondasi kebijakan, sistem kerja, dan budaya birokrasi yang lebih disiplin dan berorientasi pada pelayanan publik.

Di berbagai sudut Sultra, jejaknya akan tetap terasa—dari penghargaan nasional yang diraih, program inovatif yang digagas, hingga hubungan harmonis yang dibangunnya dengan masyarakat dan media.

Berikut adalah sederet prestasi dan penghargaan yang berhasil dicapai di bawah kepemimpinannya:

• Konsolidasi Pengadaan Aspal Buton untuk Katalog Elektronik Lokal pertama kali untuk tingkat Provinsi di LKPP pada 7 November 2023.

• Terbaik Pertama, Kategori Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri dari Kemenperin pada 11 Desember 2023.

• Peringkat III dalam Pembinaan Produktivitas Tenaga Kerja Kategori Kecil dari Kemenaker pada 1 Desember 2023.

• Rekor MURI Penanaman Hortikultura Serentak oleh 2,7 Juta Pelajar SMA/SMK terbanyak di Konawe pada 25 November 2023.

• Peringkat III Anugerah Legislasi Tahun 2023, Kategori Pemerintah Daerah Provinsi dari Kemenkumham pada 21 November 2023.

• Juara III dalam Pemanfaatan Mail Multidomain Tingkat Pemprov dari Kemenkominfo pada 17 Oktober 2023.

• Meraih 3 Piala sebagai Provinsi Terbaik Tingkat Nasional dalam Program BBWI (Bangga Berwisata di Indonesia) dari Kemenkomarves pada 16 Desember 2023.

• Sultra Masuk Kategori Nominator Nirwasita Tantra 2023, serta menjadi satu dari 10 provinsi terbaik yang dinilai oleh KLHK.

• Mendapat Penghargaan sebagai Pembina Koperasi Andalan dalam Peringatan Hari Koperasi ke-77 Tahun 2024.

Tak hanya dalam bidang pemerintahan, Andap juga menerima gelar adat dari Kesultanan Buton dan Lembaga Adat Buton Tengah, sebagai bentuk penghormatan atas kepemimpinannya yang visioner dan berdampak luas bagi masyarakat Sultra:

• “Kolakino Liwu Pancana” dari Lembaga Adat Buton Tengah, yang berarti “Bangsawan yang paling dimuliakan di Negeri Pancana”.

• “Mia Ogena Bhawaangi Yi Sulawesi Tenggara” dari Kesultanan Buton.

• “Mia Ogena” mencerminkan sosok pemimpin yang profesional, visioner, pengayom, pelindung, karismatik, amanah, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan.

• “Bhawaangi Yi Sulawesi Tenggara” menggambarkan tanggung jawabnya dalam mengelola dan memanfaatkan potensi daerah demi kesejahteraan rakyat.

Sang Jenderal Pergi, Warisannya Tetap Abadi

Kini, saat koper kepemimpinan mulai dikemas dan lembaran tugas di Sultra hampir ditutup, Andap Budhi Revianto melangkah menuju pengabdian berikutnya.

Ia pergi bukan sebagai sosok yang hanya singgah sementara, tetapi sebagai pemimpin yang telah menanamkan perubahan nyata.

Bumi Anoa akan mengenang, bahwa pernah ada seorang jenderal yang datang, bekerja tanpa banyak bicara, lalu pergi dengan meninggalkan warisan kepemimpinan yang tak mudah dilupakan.

Prestasi, disiplin, serta jejak pengabdiannya akan terus menjadi inspirasi bagi para pemimpin Sultra di masa depan.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!