Muna Barat – Tumpukan sampah plastik yang berserakan di kawasan hutan lindung Permandian Matakidi, Desa Barangka, Kecamatan Barangka, Kabupaten Muna Barat (Mubar) bukan sekadar pemandangan yang mengecewakan.
Ini adalah indikasi serius dari masalah lingkungan yang lebih besar yang dapat mengancam keberlanjutan ekosistem dan sektor pariwisata lokal.
Kerusakan Estetika dan Dampak Pariwisata
Keberadaan sampah plastik di kawasan wisata ini jelas mengurangi daya tarik visual hutan lindung yang seharusnya memanjakan mata pengunjung. Ketika pemandangan alami terganggu oleh tumpukan plastik, dampaknya tidak hanya terasa pada estetika, tetapi juga pada pendapatan dari sektor pariwisata.
Pengunjung yang kecewa dengan kondisi tersebut mungkin memilih untuk tidak kembali, yang akhirnya dapat mengurangi aliran pengunjung dan pendapatan yang dihasilkan dari sektor ini.
Lebih jauh lagi, sampah yang berserakan dapat menutupi vegetasi lokal yang memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Tanpa perawatan yang memadai, kerusakan ini dapat mengganggu fungsi ekologis hutan yang berpotensi merusak habitat flora dan fauna lokal.
Dampak Kesehatan dan Kualitas Air
Sampah plastik yang menumpuk tidak hanya berdampak pada pemandangan, tetapi juga pada kualitas air. Plastik yang terurai bisa melepaskan zat-zat berbahaya ke dalam tanah dan air, mengancam sumber mata air yang vital bagi kawasan permandian. Potensi pencemaran ini bukan hanya berisiko bagi ekosistem, tetapi juga dapat mengancam kesehatan pengunjung yang mungkin terpapar kontaminan tersebut.
Jika pencemaran ini tidak segera diatasi, dampaknya bisa lebih luas dan merugikan masyarakat. Krisis kesehatan masyarakat yang mungkin timbul dari kualitas air yang tercemar bisa memperburuk situasi dan menambah beban pada sistem kesehatan lokal.
Solusi yang Dibutuhkan
Meskipun tong sampah telah disediakan, pembuangan sampah sembarangan masih marak, menunjukkan bahwa langkah-langkah yang ada belum efektif. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Muna Barat perlu meningkatkan upaya mereka dalam menangani masalah ini. Pembersihan rutin, peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan, serta pengawasan yang lebih ketat terhadap pembuangan sampah adalah langkah-langkah yang harus segera diterapkan.
Kepala Dinas DLH Kabupaten Muna Barat, La Edi, belum memberikan tanggapan terkait masalah ini. Namun, perhatian serius dari pemerintah setempat sangat diperlukan untuk memastikan kawasan wisata tetap bersih dan aman.
Krisis ini adalah panggilan bagi semua pihak untuk bertindak. Tanpa tindakan pencegahan yang efektif, tumpukan sampah plastik yang terus menggunung dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan, merusak kualitas wisata, dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat di Permandian Matakidi.
Laporan: Denyi Risman