Kendari – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari mencatat terjadi 59 kasus kebakaran lahan di Kendari sepanjang musim kemarau Tahun 2023.
Kapala Bidang (Kabid) Kedaruratan BPBD Kendari, Sagrin, mengungkapkan, sebanyak 54 kasus kebakaran lahan terjadi pada musim kemarau periode September hingga Oktober 2023. 5 kasus lainnya terjadi sebelum musim kemarau.
Namun, Sagrib mengaku pihaknya belum mengetahui pasti berapa luas keseluruhan lahan yang terbakar. Pihaknya masih melakukan pendataan.
Sagrin bilang, rata-rata penyebab kebakaran lahan itu karena ulah manusia yang membakar tumpukan sampah di lahan atau kebun miliknya.
Cuaca yang panas disertai angin yang cukup kencang membuat tumpukan sampah yang dibakar itu merambat.
“Biasa warga itu membakar sampah dan ada juga kebun yang mereka olah dia bakar,” kata Sagrin, Selasa (24/10).
Menurut Sagrin, Pemerintah Kota sudah mengeluarkan imbauan kepada warga agar jangan membakar lahan atau tumpukan sampah sembarangan di sepanjang musim kemarau.
Catatan Sultranesia, kebakaran lahan di Kendari sudah menimbulkan korban jiwa. Warga bernama La Mambisa (82) meninggal dunia terbakar saat kebakaran terjadi di lahannya.
Kebakaran yang merenggut satu nyawa itu terjadi di Lorong Sagu Kelurahan Benuanirae Kecamatan Abeli Kota Kendari pada Jumat, 6 Oktober 2023 lalu.
Peristiwa ini terjadi saat korban membakar tumpukan daun dan ranting kering dengan niat membersihkan kebunnya. Namun karena kondisi kering akibat kemarau panjang, api dengan cepat membesar dan melebar.
Panik karena api merambat, La Mambisa berupaya memadamkan api, nahas dia ikut terbakar dan meninggal dunia diduga akibat sesak napas akibat asap kebakaran lahan. Terdapat luka bakar di sekujur tubuh korban.
Laporan: Rijal