Kendari – Kota Kendari tengah menghadapi mimpi buruk yang nyata: tumpukan sampah yang semakin menggunung, menciptakan pemandangan tak sedap di sudut-sudut kota.
Seakan tak cukup dengan kemacetan dan banjir saat hujan deras, sampah kini menjadi ancaman serius bagi wajah ibu kota Sulawesi Tenggara.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, tak tinggal diam. Dalam rapat perdananya di Aula Samaturu, Balai Kota Kendari, Senin (3/3), ia menegaskan bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama seluruh jajaran pemerintah.
“Saya akan mengevaluasi dan laporan mingguan dari camat dan lurah terkait pengelolaan sampah di wilayah masing-masing untuk memastikan efektivitas program,” tegasnya.
Pernyataan ini bukan sekadar instruksi, melainkan ultimatum. Sampah di Kendari bukan lagi sekadar urusan Dinas Lingkungan Hidup, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Jika terus dibiarkan, bukan tak mungkin etalase Bumi Anoa dicitrakan buruk sebagai kota yang kotor.
Selain menyoroti permasalahan persampahan, Siska juga menekankan pentingnya koordinasi dan keterbukaan informasi antarinstansi.
Tanpa sinergi yang solid, upaya sebaik apa pun hanya akan berakhir sebagai wacana di atas meja rapat.
“Saya mengajak seluruh jajaran pemerintahan untuk bekerja penuh tanggung jawab demi kemajuan Kota Kendari,” lanjutnya.
Rapat tersebut dihadiri oleh seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, dan lurah se-Kota Kendari. Diskusi berlangsung serius, membahas berbagai isu krusial, terutama pengelolaan sampah yang hingga kini masih menjadi PR besar bagi Kota Lulo.
Editor: Denyi Risman