Kendari – Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dilanda kemarau panjang sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan, kemarau berdampak pada kekeringan ekstrem areal persawahan hingga mengeringnya sumber mata air di sejumlah daerah.
Dampak yang lebih buruk lagi adanya potensi gagal panen ribuan hektar sawah produktif di wilayah-wilayah lumbung padi di Bumi Anoa.
Namun, kemarau panjang ini nampaknya akan segera mereda. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari pada Selasa, 17 Oktober 2023, sudah mengeluarkan prediksi beberapa daerah di Sultra akan diguyur hujan.
Menurut pantauan BMKG bahwa
radar cuaca saat ini menunjukkan di beberapa daerah sedang terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat.
Beberapa daerah tersebut seperti
Kabupaten Kolaka Timur (Koltim),
Konawe Selatan (Konsel) dan Konawe Utara (Konut). Sementara itu untuk wilayah Kota Kendari, Konawe, dan Kolaka Utara (Kolut) bakal mengalami hujan ringan dengan skala lokal.
Hal ini disebabkan oleh gangguan regional yaitu gelombang Rosby dan kelembaban di atmosfer berkisar antara 80 hingga 90 persen.
Kordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Metrologi Maritim BMKG Faisal Habibie menyampaikan bahwa sifat hujan saat ini masih dapat dikatakan sementara.
Sehingga, pihaknya masih belum bisa mengatakan bahwa wilayah Sultra bakal memasuki musim selanjutnya atau menyatakan kemarau akan berakhir.
“BMKG meperediksi awal musim hujan di Sultra terjadi di November dan Desember 2023,” kata Faisal.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai hujan pertama setelah kemarau panjang ini. “Karena biasanya kandungan asamnya tinggi,” pungkasnya.
Laporan: Rijal