Kendari – Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua, memberikan peringatan keras kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemprov Sultra agar tidak sekadar menjadi pelaksana tugas tanpa pemahaman mendalam terhadap makna pelayanan.
Dalam apel gabungan yang berlangsung di lobby Kantor Gubernur Sultra pada Senin (19/5) pagi, meski diguyur hujan rintik, Wagub Hugua menegaskan pentingnya kepemimpinan berbasis empati dan kesadaran sejarah. Ia menyebut ASN yang bekerja tanpa jiwa pelayanan hanyalah “manusia robot.”
“Jangan sampai kita hanya menjadi pelaksana tugas tanpa memahami makna di balik pekerjaan kita. Sejarah memberi kita arah, dan hati yang menggerakkan kita untuk melayani,” tegas Hugua.
Mengawali arahannya, Wagub mengajak seluruh peserta apel merefleksikan makna Hari Kebangkitan Nasional, yang diperingati setiap 20 Mei. Ia mengingatkan bahwa berdirinya Budi Utomo pada 1908 menjadi titik tolak kesadaran kolektif bangsa menuju kemerdekaan.
“Kebangkitan nasional dimulai dari lahirnya Budi Utomo pada 1908. Ini bukan hanya catatan sejarah, tapi panggilan bagi kita semua untuk kembali memahami semangat perjuangan para pendahulu bangsa,” katanya.
Tak hanya soal sejarah, Hugua juga menyoroti pentingnya kecerdasan emosional dalam menjalankan tugas birokrasi. Ia menyebut, 80 persen keberhasilan seseorang ditentukan oleh kemampuan menjalin hubungan emosional, bukan sekadar kecerdasan intelektual.
“Seorang insinyur, dokter, atau pejabat bisa gagal jika tidak memiliki hubungan emosional yang kuat dengan lingkungannya. Kepemimpinan bukan soal pintar saja, tapi soal empati, sejarah, dan rasa tanggung jawab,” ujarnya.
Menjelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional, ia juga mengumumkan rencana penilaian terhadap kinerja dan disiplin SKPD.
“Besok akan kita umumkan SKPD terbaik. Saya harap semuanya terus berbenah. Disiplin adalah kunci utama dalam membangun birokrasi yang kuat,” tandasnya.
Apel gabungan ini dihadiri jajaran pejabat OPD, staf ahli, dan ASN Pemprov Sultra, serta menjadi momentum refleksi nilai kebangsaan dan penguatan budaya kerja yang berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Editor: Denyi Risman