Daerah  

Zakat Fitrah di Buton Utara 2025 Ditentukan, Ini Besarannya!

Gambar ilustrasi persiapan masyarakat membayar zakat fitrah. Foto. Dok. Sultranesia.com.

Buton Utara – Ramadan bukan sekadar bulan suci, tetapi juga momentum berbagi bagi umat Islam. Di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, pemerintah telah menetapkan besaran zakat fitrah yang wajib ditunaikan oleh setiap jiwa.

Tahun ini, jumlah yang harus dibayarkan masyarakat bervariasi, bergantung pada jenis bahan pokok yang digunakan.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Buton Utara menetapkan besaran zakat dengan mengacu pada harga beras super lokal, seperti Wakawondu, Wangkariri, Wakombe, dan Watanta.

Selain itu, beras SPHP, jagung, dan ubi juga termasuk dalam daftar pilihan pembayaran zakat.

“Untuk jenis beras Wakawondu seharga Rp25 ribu per liter, zakat yang harus dibayarkan sebesar Rp87.500 per jiwa. Kemudian, untuk beras Wangkariri yang seharga Rp23 ribu per liter, zakatnya Rp80.500 per jiwa,” ujar Perwakilan Baznas Buton Utara, Rahmatullah Makrip, Rabu (12/3).

Sementara itu, beras Wakombe dan Watanta yang seharga Rp26 ribu per liter, zakatnya Rp91 ribu per jiwa.

Bagi umat Islam yang memilih beras SPHP seharga Rp12 ribu per liter, zakat fitrah yang harus dibayarkan adalah Rp42 ribu per jiwa.

Sementara itu, pembayaran zakat menggunakan jagung dikenakan Rp24.500 per jiwa, dan dengan ubi sebesar Rp17.500 per jiwa.

Di Buton Utara, masyarakat masih mempertahankan budaya lama dengan menyerahkan zakat fitrah langsung kepada imam kampung.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buton Utara, La Diri, mengimbau masyarakat agar zakat dikelola melalui Baznas demi efektivitas distribusi.

“Masyarakat memang diperbolehkan untuk menyalurkan zakatnya sendiri, tetapi lebih diutamakan melalui badan amil zakat agar distribusinya lebih merata,” ujarnya.

Bagi umat Islam, zakat fitrah bukan sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk kepedulian sosial. Saat sebagian orang mampu menikmati hidangan terbaik di meja makan, ada mereka yang berharap bisa menyantap sesuap nasi tanpa rasa khawatir.

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar, haus dan hawa nafsu tetapi juga memastikan tidak ada yang kelaparan.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version