Kendari – Sejumlah daerah di Indonesia dilanda cuaca buruk, seperti hujan lebat diserati angin kencang, hingga gelombang tinggi. Tak terkecuali di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Untuk mewaspadai cuaca buruk tersebut, Pj Wali Kota Kendari mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 360/4325/2022 yang berisi 12 poin penting bagi masyarakat dalam menghadapi potensi ancaman bencana hidrometeorologi
Berikut 12 poin dalam Surat Edaran Wali Kota Kendari:
1. Waspada terhadap kemungkinan risiko bencana yang dapat terjadi akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang.
2. Berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah.
3. Menjaga kebersihan lingkungan terutama saluran drainase dan menormalisasi secara rutin
4. Menghindari pohon-pohon yang rawan tumbang
5. Menghindari permukiman yang berada di kerendahan atau lereng bukit yang rawan bencana banjir maupun tanah longsor.
6. Apabila terjadi banjir, segera matikan jaringan listrik, amankan dokumen dan barang atau benda berharga serta mengutamakan evakuasi anak, ibu hamil dan orang tua atau kelompok rentan bencana.
7. Menyiapkan tempat khusus untuk menyimpan surat-surat berharga, pakaian, makanan, obat-obatan, dan uang cash secukupnya yang mudah dibawa ketika terjadi bencana.
8. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan
9. Selalu memperhatikan dan mematuhi informasi dan petunjuk yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari dan pihak-pihak lain terkait kebencanaan.
10. Tidak menyebarkan berita atau informasi tentang kebencanaan dari sumber yang tidak jelas dan belum tentu benar, yang dapat menimbulkan kepanikan dan keresahan.
11. Senantiasa mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya pengendalian dan pencegahan covid-19
12. Senantiasa berdoa agar Kota Kendari terhindar dari bencana.
Asmawa Tosepu menyebut, cuaca buruk yang terjadi di Kota Kendari sejak beberapa hari terakhir cukup menarik perhatian.
Beberapa contoh kasus yang harus menjadi perhatian serius adalah pohon tumbang akibat angin kencang, gelombang laut yang menerjang perumahan, dan aktifitas warga di kawasan perairan.
Editor: Wiwid Abid Abai