News  

Meski Dihantam Elnino, Sultra Peringkat 4 Produksi Beras Tertinggi Nasional

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto menghadiri panen raya padi di Desa Masagena, Kecamatan Konda, Konawe Selatan pada Sabtu (18/11) pagi. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Badai Elnino Tahun 2024 akan berdampak pada sektor pertanian. Potensi gagal panen cukup tinggi. Badai Elnino sangat berdampak pada potensi gagal panen terhadap sejumlah tanaman pangan semusim yang mengandalkan air. Misal, padi, jagung, dan tanaman semusim lainnya.

Meski demikian, hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Sulawesi Tenggara mampu menghadapi gempuran Elnino dari sektor peningkatan produksi beras tahun 2024. Di tengah badai Elnino, Sulawesi Tenggara berhasil menduduki peringkat ke-4 (empat) tertinggi secara nasional 2024.

Produksi beras di Sultra mencapai 317,56 ribu ton hingga September 2024. Ada peningkatan sekira 42,25 ribu ton dibanding produksi beras tahun 2023. Bahkan, proyeksi produksi beras di Sultra hingga Desember 2024 diperkirakan mencapai 552,87 ribu ton.

Sementara tahun 2023, Sulawesi Tenggara hanya berada pada angka 479,41 ribu ton capaian produksi berasnya.

Kesuksesan Sultra lolos dari badai Elnino dan tetap mencatat surplus beras tahun 2024 tak lepas dari strategi Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Sultra. Mereka terus bergerak membantu kesulitan yang dihadapi petani. Distannak mengambil langkah cepat mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim (DPI) elnino.

Data BPS. Foto: Dok. Istimewa.

“Semua ini tidak lepas dari atensi Bapak Pj Gubernur yang terus mengawal agar Sultra dapat mempertahankan produksi tanaman pangan, khususnya padi di tengah kondisi Elnino sekalipun,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, La Ode Rusdin Jaya, Rabu (23/10).

“Pak Pj Gubernur sangat optimis bahwa kondisi surplus beras tetap bisa dipertahankan. Alhamdulillah, optimisme itu bisa diwujudkan dan Sultra tetap surplus beras tahun 2024,” sambungnya.

Dia menambahkan, secara teknis, Distannak Sultra mengambil langkah-langkah solutif dalam menghadapi Elnino.

Pertama, mengatur pola tanam.
Pengaturan pola tanam perlu mempertimbangkan kondisi kesehatan tanah, iklim, dan aspek irigasi.

Pendisiplinan dan penertiban kesepakatan tata tanam harus disosialisaskan, serta kemungkinan pemberian sangsi pada pelanggaran yang dilakukan. Pemilihan varietas padi juga adalah hal penting agar sesuai dengan kondisi ketersediaan air.

Kedua, Memberikan bimbingan kepada petani untuk tidak memaksakan diri menanam tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan. Petani juga perlu disarankan untuk mengadopsi pola dan strategi tanam yang sesuai dengan kondisi tanah kering.

Ketiga, menggunakan teknologi dengan memberdayakan informasi dari stasiuan MKG, optimalisasi bantuan pompanisasi, rehabilitasi saluran irigasi, serta memberikan benih padi anti kekeringan.

Data BPS. Foto: Dok. Istimewa.

Keempat, petani perlu diberikan edukasi yang intens bahwa pola tanam dapat diterapkan secara baik dan tepat serta memberikan hasil yang maksimal sangat tergantung dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanah, ketersediaan air, pemeliharaan dan lain sebagainya,” jelasnya.

Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto saat dihubungi mengucap syukur atas apa yang telah diraih. Dia berterimakasih kepada semua pihak atas upaya yang telah dilakukan.

“Sebuah keberhasilan akan tercapai jika diawali dengan perencanaan yang baik,  dan kita juga harus belajar dari pengalaman tahun – tahun sebelumnya. Ke depan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus meningkatkan kinerja untuk mengatasi setiap tantangan yang dihadapi oleh petani,” ujarnya.

“Capaian ini merupakan hasil kerja keras dan kerja cerdas para pihak terkait dalam peningkatan produksi beras di Sultra. Terkhusus para petani, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan serta para pihak terkait, saya ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdasnya,” pungkasnya. Rilis.


Editor: Muh Fajar

error: Content is protected !!