Muna Barat – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna Barat (Mubar) ikut ambil bagian dalam event Sultra Tenun Karnaval 2022 yang mengangkat tema Wonderful Sulawesi Tenggara untuk yang pertama kalinya digelar di Kota Baubau.
Festival peragaan busana hasil tenun warga Sultra itu berlangsung selama tiga hari, 8- 10 Desember 2022 di Alun-alun Kotamara.
Kegiatan yang diharap dapat menjadikan Sultra sebagai salah satu daerah berbasis budaya serta mempertahankan kearifan lokal itu diikuti Mubar dengan menurunkan 60 orang peserta karnaval.
60 orang peserta karnaval tersebut merupakan kolaborasi dari organisasi perangkat daerah, Dekranasda kabupaten, pengrajin, serta pelaku seni.
“Kita memperkenalkan motif-motif tenun kita. Di sini lah ajang kita memperkenalkan budaya kita, ciri khas yang ada di Kabupaten Muna Barat kepada masyarakat Sultra,” ujar Dr Bahri selaku Penjabat (Pj) Bupati Mubar kepada Sultranesia saat ditemui dilokasi kegiatan, Jumat (10/12).
Dikatakannya, Mubar memiliki banyak pengrajin tenun. Mereka tersebar di tiga kecamatan yakni Lawa, Barangka dan Napanokusambi.
Hingga saat ini tenun Mubar masih diproduksi secara konvensional tanpa menggunakan mesin atau ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).
Bahri mengaku, pihaknya saat ini terus mendorong promosi dan memperluas jejaring pemasaran produk Tenun Mubar. Dengan begitu produk Tenun Mubar bisa dikenal luas.
“Kita akan mendorong (motif) tenun kita agar dipatenkan. 11 motif sudah diakui oleh badan tenun nasional. Tinggal mengusulkan ke HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Itu yang akan kita dorong,” ungkapnya.
Pemkab Mubar sendiri, sudah melakukan pendampingan terhadap para penenun melalui Dinas Koperasi UMKM serta Dekranasda.
“Kami mendorong mereka untuk membuka usaha mikro, usaha kecil atau koperasi sehingga kita bisa membantu pembiayaan melalui APBD,” katanya.
Pembiayaan dimaksud antara lain memberikan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR), memberikan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) serta bantuan hibah modal usaha.
“Atau sarana prasarana, misalnya alat tenun mesin. Karena kita selama ini masih tradisional,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mubar, La Ode Ali Kadirun mengaku dengan ditampilkannya kostum tenun hasil dari desainer lokal mampu menjadi pemikat masyarakat untuk membeli Tenun Mubar.
“Harapannya memang dapat meningkatkan permintaan produk tenun, sehingga kedepan bisa meningkatkan taraf ekonomi para pengrajin Tenun Mubar,” singkatnya.
Laporan: Denyi Risman