Kendari – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebut ada 7 daerah di Bumi Anoa yang rawan kekeringan air akibat kemarau ekstrem.
Kepala BPBD Sultra, Muhammad Yusup, mengatakan kemarau ekstrem ini akibat naiknya permukaan suhu air laut yang terjadi di Samudera Pasifik secara global sehingga mengakibatkan cuaca panas ekstrem yang terjadi saat ini.
Berdasarkan data yang diperoleh langsung dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Yusup, terdapat 7 daerah terdampak kekeringan dan masuk kategori waspada dan awas.
“Kategori waspada itu di wilayah daratan, dan kategori awas itu di wilayah kepulauan,” kata Yusup Selasa (4/10).
Ke tujuh daerah tersebut yakni Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, dan Konawe Selatan yang dapat dibilang waspada kekeringan.
Sedangkan untuk daerah awas atau zona merah di antaranya Buton, Kepulauan Muna tepatnya di bagian Buton Tengah Lakudo, dan Bombana di Kabaena.
“Tiga daerah yang zona merah itu dikarenakan sudah terjadi kekurangan permukaan air tanah sehingga dikhawatirkan terjadi kekeringan,” sebutnya.
Muhammad Yusup juga menyampaikan rawanya terjadinya kebakaran hutan. Sehingga dia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran, terutama di daerah yang dikategorikan zona merah.
“Olehnya itu, kita mengimbau kepada pemerintah daerah yang masuk zona merah untuk mengeluarkan status darurat kekeringan, dan melakukan upaya langkah-langkah antisipatif,” pungkasnya.
Laporan: Rijal