Berita  

Aksi Siswa Dikbud Sultra Tanam 2,7 Juta Bibit Holtikultura Pecahkan Rekor MURI

Direktur Marketing MURI Awan Rahargo memberikan piagam Rekor MURI ke Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Aksi penanaman bibit sayuran berupa cabai, tomat dan bawang merah secara serentak oleh siswa SMA SMK dan SLB se-Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mencatatkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Tak tanggung-tanggung ada 2,7 juta bibit yang ditanam, dengan rincian 1.004.269 bibit cabai, 902.788 bibit tomat, 370.000 bibit bawang dan 461.428 bibit lainnya seperti jagung dan terong yang ditanam pada 1.089.027 wadah polybag.

“Hari ini saya menyampaikan selamat hari guru yang dirangkaikan aksi penanaman 2,7 juta tanaman hortikultura secara serentak oleh seluruh siswa SMA SMK SLB se-Sultra dibantu para guru. Semoga kegiatan sore hari ini mendapatkan hasil yang kita harapkan,” kata Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, saat membuka kegiatan aksi penanaman serentak di SMKN PP 5 Konawe, Sabtu (25/11).

Menurut Andap, aksi penanaman 2,7 juta tanaman hortikultura ini dicatat oleh rekor MURI Indonesia sebagai penggagas tanaman terbanyak.

“Ini adalah program ketahanan pangan sekolah yang hasilnya diharapkan bisa menekan laju inflasi termasuk mencegah stunting. Kalau yang tidak mempunyai lahan, bisa menanam di pekarangannya masing-masing untuk kebutuhan keluarga,” ujar Andap.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra, Yusmin mengatakan, aksi menanam 2,7 juta tanaman sayuran atau hortikultura tersebut merupakan arahan dari Pj Gubernur Sultra dalam rangka mengendalikan inflasi termasuk stunting.

“Beberapa bulan lalu, kami juga sudah menanam tanam tiga ratus ribu lebih tanaman sayuran secara serentak oleh seluruh siswa SMA dan SMK se-Sultra dan mendapat rekor MURI. Dan hari ini kurang lebih 2,7 juta tanaman yang ditanam,” kata Yusmin.

Siswa-siswi SMAN 1 Wundulako Kolaka menyiapkan bedengan untuk penyemaian bibit. Foto: Dok. Istimewa.

“Pada aksi penanaman pertama, di SMKN PP 5 Konawe ini sumber pangairan tanaman hortikultura sangat minim. Namun atas arahan Bapak Pj Gubernur pada saat anggaran perubahan, kami langsung adakan pengadaan sumur bor sebanyak tiga unit untuk pengairan tanaman,”  sambungnya

Sementara itu, Pj Bupati Konawe Harmin Ramba mengungkapkan, program penanaman serentak tanaman hortikultura sudah dicanangkan di daerah tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI dan Pj Gubernur Sultra.

“Program penanaman tanaman hortikultura kami sudah jalankan dalam rangka pengendalian inflasi, penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrim,” kata Harmin Ramba.

Terkait dengan pangairan lahan pertanian di Konawe, menurut Harmin, sejauh ini rehabilitasi bendungan Wawotobi dalam tahap perampungan untuk difungsikan.

“Bendungan Ameroro salah satu bendungan terbesar di wilayah timur Indonesia, saat ini juga sudah dilakukan penggenangan yang diharapkan dapat mengairi 40 ribu hektar sawah termasuk tanaman Hortikultura di Konawe,” imbuhnya.

Aksi penanaman 2,7 juta pohon tanaman hortikultura secara serentak oleh siswa SMA/SMK dan SLB se-Sultra langsung mendapat penghargaan rekor MURI Indonesia untuk kedua kalinya.

“Dan tentunya kegiatan ini memanfaatkan halaman atau pekarangan di 486 sekolah se-Sultra untuk ditanami tanaman hortikultura, dilakukan serentak pada 17 kabupaten kota di Sultra. Ini merupakan rangkaian terbanyak dalam peristiwa pemecahan rekor MURI sekaligus memecahkan rekor MURI sebelumnya yang pernah diselenggarakan pada 6 Juni 2023 di SMKN PP 5 Konawe melibatkan sebanyak 130.737 peserta secara virtual,” ungkap Direktur Marketing MURI Awan Rahargo.

Antusiasme siswa siswi menyiapkan lahan bedengan untuk penyemaian bibit. Foto: Dok. Istimewa.

Awan Rahargo menambahkan, tentunya dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatkan halaman di lingkungan sekolah dalam upaya menekan laju inflasi, terutama pada komoditas utama yakni tanaman cabai, bawang dan tomat.

“Disamping itu, kegiatan program ketahanan pangan sekolah ini diharapkan juga sebagai wujud implementasi kurikulum merdeka belajar khususnya di wilayah sultra. Itulah sejatinya esensinya sebuah pencapaian rekor MURI sehingga aksi kali ini resmi dicatatkan dalam rekor MURI,” terang Awan Rahargo.

Aksi penanaman ini melibatkan 13.562 guru dan 117.175 siswa dengan  total luas lahan sekolah yang digunakan mencapai 719.645 m2.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggalakkan program ketahanan pangan siswa.

Kali ini program tersebut didedikasikan untuk menyambut Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023.

Kepala Dikbud Sultra, Yusmin, pada Selasa, 31 Oktober 2023, juga sudah mengeluarkan surat instruksi yang ditujukan kepada seluruh kepala SMA, SMK, dan SLB terkait pelaksanaan program ketahanan pangan siswa secara serentak.

Dalam suratnya, Yusmin menginstruksikan agar seluruh kepala satuan pendidikan di Sultra segera melakukan penyemaian bibit cabai, tomat, dan bawang.

Penyemaian bibit dilaksanakan mulai 4 November 2023 yang dilakukan oleh siswa, guru, dan staf. Setiap siswa, guru dan staf itu menyemai minimal 10 bibit setiap masing-masing jenis tanaman.

Kemudian penanaman bibit dilakukan pada saat peringatan Hari Guru Nasional  pada 25 November 2023.

Diketahui, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara meluncurkan program ketahanan pangan siswa ini sebagai bagian dari implementasi Merdeka Belajar.

Program tersebut resmi dilaunching pada Selasa 6 Juni 2023 lalu di SMKN PP 5 Kabupaten Konawe.

Program yang diprakarsai Kadis Dikbud Sultra, Yusmin itu merupakan gerakan menanam tiga komoditas primer, yakni cabai, tomat dan bawang secara serentak oleh siswa-siswi SMK dan SMA se-Sultra di lingkungan sekolahnya masing-masing.

Selain punya tujuan utama yakni menyukseskan program merdeka belajar, dan mengajari para siswa-siswi langsung praktik di lapangan, tujuan lain dari program itu adalah membantu pemerintah mengendalikan inflasi.

Dipilihnya cabai, tomat dan bawang untuk ditanam, mengingat tiga komiditas itu, berdasarkan beberapa triwulan terkahir laporan Badan Pusat Statistik, masuk dalam jajaran penyumbang inflasi di daerah.

Selain itu, tiga komoditas tersebut dipilih karena memiliki masa tanam hingga panen yang cukup pendek, dan tentu biaya perawatannya juga terjangkau.

Setelah tiga bulan program itu dilauncing, sejumlah sekolah sudah mulai memanen hasilnya, bahkan sejumlah sekolah berhasil panen hingga ratusan kilogram bahkan ada yang mencapai satu ton.

Didukung Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) serius menjajaki kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra dalam mengendalikan inflasi.

BI melihat, program ketahanan pangan siswa yang  sudah dijalankan Dikbud Sultra dengan menanam cabai, tomat dan bawang merah di lingkungan sekolah sukses, dan berperan penting dalam membantu pengendalian inflasi di Bumi Anoa.

Untuk itu, BI memberi dukungan penuh dengan mensuplay sekitar 300 ribu bibit cabai kepada Dikbud untuk ditanam di sekolah secara serentak.

Kepala Bidang (Kabid) SMK Dikbud Sultra, JH Bawondes mengatkan kerjasama tersebut dilakukan memang sebagai salah satu upaya untuk menekan inflasi.

“Bank Indonesia melihat bahwa sekolah-sekolah ini dapat berpeluang untuk ikut aktif di dalam penekanan inflasi,” kata Bawondes, Jumat (27/10).

Penanaman 300 ribu bibit cabai tersebut, kata dia, bakal dilakukan di seluruh Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) yang berada di Sultra.

“Untuk sementara ini ada sepuluh SMK dulu, di antaranya itu SMK 5 Konawe, SMK 1 Muna Barat, itu yang paling luas lahannya di antara kedua sekolah itu,” jelasnya.

Sementara ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia terkait kapan waktu pelaksanaan penanaman 300 ribu bibit cabai tersebut.

“Jadi harapkan kami, meraka bisa memanfaatkan ini dengan baik juga kepada pemerintah untuk menekan inflasi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BI Sultra Doni Septadijaya mengaku salut program budidaya produk cabai dan sayur mayur di pekarangan sekolah yang masif digaungkan Diknas Sultra sejak Juni dan kini mencapai panen signifikan.

Program ini, kata Doni, terbukti berhasil menekan inflasi dan menjaga ketahanan pangan lokal selama musim kemarau dampak El Nino.

Hasil panen cabai dan sayur yang melimpah, lanjut dia, membuka membuka peluang bisnis baru bagi siswa siswi sekolah selah satunya lewat kemitraan dengan lembaga Hebitren bentukan BI

“Panennya sekarang bisa kita lihat, ada cabe, tomat, sayur berhasil dibudidaya siswa. Biasanya guru-guru ramai belanja di pasar, sekarang dipenuhi dari hasil pekarangan sekolah,” kata Doni dikutip dari Lajur.co, Senin (16/10).

“Demand turun, harga juga turun, otomatis ini ikut menekan inflasi. Panen yang banyak ini bisa buka akses kolaborasi dengan Hebitren bahkan untuk pasokan ke pasar,” imbuhnya.

Hasil panen siswa dari program budidaya tanaman holtikultura di pekarangan sekolah, kata Doni, dapat menyokong kebutuhan konsumsi komunitas pesantren yang tergabung dalam Hebitren. Pola bisnis ini bisa diperluas untuk kebutuhan suplai ke pasar-pasar tradisional di Sultra.

Doni bilang, kerjasama BI dan Diknas Sultra akan memperluas action program budidaya tanaman holtikultura hingga berkembang menjadi peluang bisnis baru di tingkat sekolah SMA dan SMK.

Program ketahanan pangan atau Ketapang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) yang melibatkan puluhan ribu siswa-siswi SMA dan SMK kembali dilaksanakan.

Kepala Dikbud Sultra, Yusmin, pada Selasa, 31 Oktober 2023, juga sudah mengeluarkan surat instruksi yang ditujukan kepada seluruh kepala SMA, SMK, dan SLB terkait pelaksanaan program ketahanan pangan siswa secara serentak.

Dalam surat itu Yusmin menginstruksikan agar seluruh kepala satuan pendidikan di Sultra segera melakukan penyemaian bibit cabai, tomat, dan bawang.

Penyemaian bibit dilaksanakan mulai 4 November 2023 yang dilakukan oleh siswa, guru, dan staf. Setiap siswa, guru dan staf itu menyemai minimal 10 bibit setiap masing-masing jenis tanaman.

Kemudian penanaman bibit dilakukan pada saat peringatan Hari Guru Nasional  pada 25 November 2023.

Diketahui, program ketahanan pangan lanjutan ini memang didedikasikan khusus untuk memperingati Hari Guru Nasional 2023.

Selain itu, program ini juga sebagai tindak lanjut Dikbdud Sultra atas arahan dan petunjuk Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, dalam menangani inflasi di Bumi Anoa.

Penyemaian Bibit Dilakukan Besok

Instruksi Dikbud Sultra langsung ditindaklanjuti seluruh SMA dan SMK di Sultra. Besok, Sabtu, 4 November 2023 penyemaian bibit cabai, tomat dan bawang merah mulai dilakukan.

Lahan untuk penyemaian bibit. Foto: Dok. Istimewa.

Sebagai contoh, SMAN 1 Wundulako di Kabupaten Kolaka yang sudah siap melakukan penyemaian sekitar 2.000 bibit cabai, tomat dan bawang merah.

“Persiapan penyemaian sudah kami lakukan dengan menggunakan polibag dan try pot yang melibatkan guru, siswa dan staf. Selain itu kami juga mengundang petani lokal yang berada di sekitar sekolah untuk memberikan edukasi bagaimana cara menyemaikan bibit yang baik sehingga dapat tumbuh sesuai harapan,” kata Kepala SMAN 1 Wundulako, Syahriani, dihubungi Sultranesia, Jumat (3/11) sore.

Syahriani mengatakan, jumlah yang akan disemaikan kurang lebih 2.000 bibit dan nantinya akan dipilih bibit  yang benar-benar tumbuh baik untuk siap ditanam.

Bibit itu nantinya akan ditanama di tiga petak lahan di belakang sekolah sekitar 15 x 8 m2. Lalu lahan di samping kanan sekolah 10×7 m2 dan di samping kiri sekolah sekitar 25 X 7 m2.

“Untuk mendukung kegiatan ini maka salah satu tema P5 yang kami angkat adalah gaya hidup berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar sekolah dengan menang tanaman tomat dan lombok,” kata Syahriani.

Kesiapan juga dilakukan SMAN 2 Kusambi, Kabupaten Muna Barat. Pihak sekolah sudah menyiapkan lahan dan bibit yang siap disemai besok.

Lahan seluas 250 meter persegi sudah disiapkan. Kepala SMAN 2 Kusambi, La Ode Saidin, mengatakan ada 1.500 bibit cabai, tomat dan bawang yang sudah siap disemaikan.

“Setiap siswa, guru dan staf akan menanam 30 bibit, masing 10 bibit cabai, tomat dan bawang,” kata Saidin.

Saidin mengatakan, jika lahan sekolah tak cukup, maka akan dikakukan metode tanam Polybag. Selain itu juga siswa disarankan untuk menanam di rumah masing-masing dengan pendampingan guru prakarya dan wali kelasnya masing-masing.

“Total kami melibatkan 150 siswa dan 28 orang guru. InshaAllah pada 25 November kami siap tanam,” pungkasnya.

Kemudian juga untuk SMKN 2 Kendari yang sudah menyiapkan total luas lahan bedengan 11.040 meter persegi dengan menyiapkan total bibit cabai, tomat dan bawang sebanyak 40.530 bibit.

Kepala SMKN 2 Kendari, Ahmad Mustapa, mengatakan, selain lahan bedengan pihaknya juga menyiapkan 8.106 polybag untuk penyemaian bibit.

Kata Ahmad, selain melibatkan 1.472 siswa, guru dan staf, pihaknya juga melibatkan penyuluh pertanian hingga tukang kebun untuk membantu proses penyemaian.

“InshaAllah pada 25 November 2023 nanti, kami siap melakukan penanaman,” pungkasnya.


ADVETORIAL

error: Content is protected !!