Kendari – Transaksi keuangan di kantin SMA dan SMK di Sulawesi Tenggara (Sultra) bakal menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS.
Hal itu sebagai tindak lanjut salah satu poin dalam kerjasama antara Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Dinas Pendidikan Kebudayaan (Dikbud) Sultra.
Kedua instansi itu sepakat dalam perjanjian kerjasama (MoU) yang ditandatangani pada Jumat (27/10) kemarin. Yang salah satunya adalah kerjasama penggunaan QRIS di lingkungan sekolah, dan juga kerjasama dalam ketahanan pangan siswa untuk membantu menekan inflasi.
Untuk kerjasama penggunaan QRIS di lingkungan sekolah, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra Aryo Wibowo mengatakan, bahwa kerjasama itu intinya ingin menyebarkan literasi keuangan di lingkungan pendidikan.
“MoU itu intinya kita ingin menyebarkan literasi keuangan, salah satunya penggunaan QRIS pada level pendidikan, SMA, SMK. Karena kita melihat potensi lingkungan pendidikan, baik guru dan siswa merupakan akses pengguna keungan, salah satunya QRIS,” kata Aryo.
Karena besarnya potensi lingkungan sekolah dalam penggunaan QRIS, maka BI menggandeng Dikbud Sultra untuk menjalin kerjasama.
“Kerjasama ini mencakup pelatihan penggunaan QRIS, bagaiaman QRIS Tuntas, bagaimana tentang keuangan perusahaan, kemudian juga pelatihan pengembangan kantin sekolah digital, keuangan koperasinya juga berbasis digital,” jelasnya.
Aryo mengatakan, sudah ada beberapa sekolah di Sultra yang secara aktif menggunakan metode keuangan digital, dan itu berhasil, sehingga perlu dilakukan pengembangan yang lebih luas lagi.
“Sudah ada, beberapa SMA sudah menerapkan itu, jadi siswa menggunakan dompet digital untuk transaksinya di sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, Dikbud Sultra mengharapkan dengan kerjasama ini nantinya kantin-kantin yang ada di SMA SMK bisa menggunakan pembayaran digital. Salah satunya adalah menggunakan QRIS.
Hal itu dilakukan guna mengikuti perkembangan yang dimana transaksi keuangan kini sudah sistem digital.
Editor: Muh Fajar