Berita  

BNPB RI Luncurkan Forum LokaNusa di Kendari pada Rangkaian PRB 2023

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meluncurkan forum Pelokalan Indonesia (LokaNusa) di Kendari dalam rangkaian peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) nasional 2023 Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Jumat (13/10). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meluncurkan forum Pelokalan Indonesia (LokaNusa) di Kendari dalam rangkaian peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) nasional 2023 Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Jumat (13/10).

Peluncuran tersebut juga masuk dalam rangkaian dalam workshop mencari peran jurnalis untuk pengurangan resiko bencana (PRB) yang dilaksanakan di salah satu Warung Kopi (Warkop) Kendari menghadirkan pihak GreenPress, Sheep, Pucen, dan Yappika-AtionAid.

LokaNusa merupakan forum yang digunakan untuk merajut ide, pemikiran, gagasan, dan cerita terkait praktik pelokalan di Indonesia.

Direktur Yayasan Skala Indonesia, Trinirmalaningrum mengatakan, bencana harus menjadi persolan semua orang. Kata dia, ecara umum siklus bencana alam disusun dalam tiga skenario besar, yakni sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan pasca bencana.

“Banyak warga yang menjadi korban termasuk fasilitas sosial dan umum ikut rusak,” ungkapnya.

Lanjut dia, untuk menjamin skenario ini berjalan baik, tentu dibutuhkan dukungan finansial yang besar. Baik untuk keperluan sebelum bencana itu datang, saat bencana terjadi, antisipasi penyakit yang kerap muncul dalam masa pengungsian hingga kebutuhan sehari-hari pengungsi, tempat tinggal sementara dan antuan rehabilitasi psikologis.

Menurutnya, upaya pendanaan untuk pengurangan risiko bencana merupakan langkah strategis bagi setiap negara yang memiliki ancaman bencana seperti Indonesia.

Pembukaan PRB 2023 di Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Foto: Dok. Istimewa.

Ia menyampaikan bahwa media merupakan aktor penting dalam proses membangun kesadaran masyarakat terhadap upaya-upaya pengurangan risiko bencana serta membangun kesadaran masyarakat akan ancaman yang ada di wilayahnya masing-masing.

“Pekerja media memiliki peran yang sangat strategis, untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat, tentang isu bencana, lingkungan dan isu global lainnya,” tuturnya.

Trinirmalaningrum menjelaskan bahwa LokaNusa ada sebagai bagian proses demokrasi dalam tata kelola kebencanaan. Kata dia, peran dan posisi aktor dan organisasi lokal menjadi sangat penting dan diutamakan.

LokaNusa hadir untuk memastikan bahwa tata kelola kebencanaan di Indonesia melalui proses yang adil melalui pertimbangan kehidupan budaya, sosial dan berbagai kekayaan pengetahuan lokal yang harus dihargai dan menjadi dasar pengembangan dan strategi kerja-kerja kemanusiaan.

“LokaNusa mendorong aktor-aktor lokal memimpin kerja-kerja kemanusiaan,” tuturnya.

Lebih lanjut, LokaNusa hadir untuk mendorong ide dan gagasan dari organisasi-organisasi kemanusiaan baik ditingkat basis, wilayah, maupun nasional agar terbangun kemitraan yang setara, dukungan pendanaan yang berkelanjutan, meningkatnya kapasitas yang bermartabat, dan partisipasi bermakna serta dukungan kebijakan dan visibilitas yang nyata.

Dalam pokok tuntutannya, LokaNusa meminta pemerintah agar membuat kebijakan secara jelas yang mengatur upaya pelokalan dalam aksi kemanusiaan.


ADVETORIAL

error: Content is protected !!
Exit mobile version