Konawe – Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok di PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, memberi dampak positif yang cukup besar bagi para pedagang.
Terutama bagi para pedagang buah. Pasalnya, para TKA memiliki kebiasaan mengonsumsi buah-buahan segar, seperti apel dan jeruk.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi buah oleh TKA, omset penjualan para pedagang juga meningkat pesat.
Dengan berjualan kurang lebih empat jam dalam sehari, dimulai pukul 16.00 WITA hingga 19.00 WITA, pedagang bisa meraup omset hingga jutaan rupiah.
Nasmu, salah satu pedagang buah di sekitar kawasan industri Morosi mengaku per harinya bisa meraup omset Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
“Buah yang paling laris dibeli TKA itu apel dan jeruk. Untuk per kilonya apel itu Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu, dan setiap TKA bisa beli dua sampai lima kilo. Pekerja Cina juga paling suka sayur segar seperti sawi dan lobak,” kata Nasmu ditemui awak media, Selasa (20/9).
Nasmu bilang, awalnya dia hanya mempunyai satu lapak di sekitar area perusahaan sejak awal tahun ini. Namun seiring meningkatnya daya beli TKA, kini ia bisa membuka lapak lebih dari satu.
“Bersyukur bisa dapat tempat jualan di sini, selain bisa dapat pembeli yang lumayan, saya juga bisa sedikit-sedikit belajar bahasa Cina karena para pekerja Cina itu sangat interaktif,” katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Syarif, salah satu pedagang buah dan sayuran, yang mengaku bisa mendapatkan omset mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 jutaan per harinya.
Keberadaan TKA sebagai konsumen utama sangat mempengaruhi omset jualannya. Jika TKA tak diizinkan keluar, seperti saat pandemi, penjualan juga menurun.
“Paling sedikit itu Rp 500 ribu kalau sepi, kalau ramai bisa sampai Rp 2 jutaan. Pernah juga sepi sekali waktu Covid karena sama sekali TKA dilarang keluar,” tutupnya.
Editor: Wiwid Abid Abadi