Berita  

DPM-PTSP Sultra Dorong Realisasi Peningkatan Investasi Sektor Pertanian

Potensi pertanian Sultra sangat melimpah. DPM-PTSP siap mencapai realiasasi investasi di sektor itu. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra) berkomitmen meningkatkan realisasi investasi sektor pertanian di tahun 2023.

Komitmen ini sebagai bentuk kontribusi dalam pembangunan melalui bidang pertanian. Serta, mendukung Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai kandidat penerima Penghargaan Satyalancana Pembangunan Tahun 2023 dari Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi menuturkan wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan sumber daya alamnya yang melimpah untuk penghidupan masyarakat, memiliki peluang investasi di berbagai sektor.

Dijelaskan, sumber peluang investasi di Sulawesi Tenggara meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan, pariwisata, serta pertambangan.

Pada tahun 2022, realisasi investasi berdasarkan sektor pertanian yakni tanaman pangan, perkebunan dan peternakan sebesar Rp 345,64 miliar.

“Kami komitmen mendorong peningkatan realisasi investasi di bidang pertanian. Sesuai visi pembangunan daerah yakni terwujudnya Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat dengan memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan investasi,” terang Parinringi.

DPM-PTSP Sultra Dorong Realisasi Peningkatan Investasi Sektor Pertanian. Foto: Dok. Istimewa.

“Salah satu sektor unggulan daerah adalah pertanian, berperan penting dalam menjaga kedaulatan pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

Menurut Parinringi, Pemerintah Provinsi Sultra telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi dan nilai sektor pertanian.

Secara keseluruhan, dukungan anggaran APBD untuk sektor tanaman pangan dan peternakan meningkat signifikan dari tahun ke tahun.

Dibeberkan, alokasi anggaran, sebesar lebih dari Rp 37,94 milyar, untuk pembangunan dan peningkatan jalan usaha tani, pembangunan jaringan irigasi, sumur bor dan lain sebagainya.

Alokasi anggaran, sebesar lebih dari Rp 34,25 milyar, untuk pengadaan benih, pupuk, alsintan dan lain sebagainya.

Kemudian, alokasi anggaran, sebesar lebih dari Rp 26,64 milyar, untuk pengadaan benih/bibit ternak, pakan ternak dan sebagainya.

Selain itu, dukung kebijakan SK Gubernur nomor 681 Tahun 2022 tentang Penetapan Kawasan Pertanian Provinsi Berbasis Koorporasi Petani di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Surat Edaran Gubernur nomor 524.31/2301 tentang Pembatasan dan Peningkatan Kewaspadaan Lalu Lintas Hewan Ternak Ruminansia, Pruduk Hewan dan Media Pembawa Lainnya Terhadap Ancaman Masuk dan Menyebarnya Penyakit Muluk dan Kuku (PMK).

Serta Surat Edaran Gubernur nomor 511.1/6535 tentang Optimalisasi dalam Menjaga Stabilitas Harga Beras dan Dukungan Terhadap Fungsi Bulog Sebagai Penugasan Pemerintah untuk Memenuhi Cadangan Beras Pemerintah.

“Mendorong realisasi investasi dapat mengembangkan sektor pertanian. Salah satunya adalah menggandeng investor untuk pengembangan teknologi sehingga mewujudkan pertanian modern,” ujar Parinringi.

Lanjut Parinringi mengatakan tersedianya teknologi tepat guna yang dapat diakses dengan muda oleh masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Mendorong masuknya investasi dapat mengoptimalkan pengembangan industri pertanian.

“Pengembangan industri pertanian ini membutuhkan investor. Hal tersebut diperlukan agar kemitraan antara petani dan perusahaan terjalin, sehingga akses petani terhadap teknologi, permodalan, pasar, pengembangan pengetahuan dan keahlian dapat ditingkatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Parinringi mengatakan pihaknya optimis peningkatan realisasi investasi dibidang pertanian di Sultra dapat diwujudkan

Pasalnya, Sulawesi Tenggara memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas yang dapat dikembangkan melalui diversifikasi dan intensifikasi pertanian.

Dimana, diversifikasi pangan dapat menambah keanekaragaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan, sedangkan intensifikasi pertanian dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

DPM-PTSP Sultra Dorong Realisasi Peningkatan Investasi Sektor Pertanian. Foto: Dok. Istimewa.

Program diversifikasi di sub sektor peternakan dilakukan untuk mengurangi resiko penularan suatu penyakit, disisi lain intensifikasi dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil peternakan.

Kemudian, diversifikasi pangan dan intensifikasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan, mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim, serta sebagai sumber daya bagi kekuatan resiliensi masyarakat sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani/peternak, serta membuka peluang bagi masyarakat untuk dapat mengakses kebutuhan pangan secara sehat, utuh dan aman.

“Manfaat yang diperoleh masyarakat Sulawesi Tenggara dari sektor pertanian yakni menyediakan pangan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, meningkatkan pendapatan masyarakat petani/peternak,” ungkapnya.

“Selanjutnya menunjang pembangunan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup,” tambahnya.

Parinringi menegaskan realisasi sektor pertanian memberikan banyak manfaat kepada masyarakat serta daerah.

Dari segi realisasi jasa sektor pertanian di Sultra telah berhasil mempertahankan surplus beras dalam kurun waktu 2019 sampai dengan 2022 termasuk pada masa pandemi Covid-19, dengan rata-rata surplus beras pertahun sebesar 26.747 ton.

Selain itu, 5 tahun terakhir berhasil melakukan pengiriman beras keluar daerah sebanyak + 92.284 tonton, berhasil menginisiasi dan mengembangkan tanaman sorgum, seluas 573 hektar dan porang, seluas 653 hektar pada 17 kabupaten/kota sejak tahun 2020 hingga tahun 2023 sebagai pangan alternatif.

DPM-PTSP Sultra Dorong Realisasi Peningkatan Investasi Sektor Pertanian. Foto: Dok. Istimewa.

Selanjutnya, berhasil membangun jalan usaha tani sejak tahun 2021 hingga sekarang sepanjang 25.227 meter yang tersebar pada 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.

Serta, berhasil menyediakan sarana berupa alat mesin pertanian pra dan pasca panen sebanyak 4.153 unit, melakukan eksport hasil perkebunan, antara lain mete, minyak sawit, cacao ke negara Malaysia, Vietnam, India dan Jerman sebanyak 1.752 ton.

Dan, meningkatkan populasi sapi potong dalam 2 tahun terakhir sebanyak 7,4 persen, dan rata-rata 6,8 persen.

“Kami optimis target realisasi investasi pertanian tahun 2023 ini tercapai dengan memberikan rasa aman kepada para investor sehingga mereka tidak ragu melakukan investasi di Sultra,” ungkapnya

“Jika sektor ini berkembang dengan baik kehidupan masyarakat Sultra akan sejahtera dengan manfaat investasi ke depan,” pungkasnya.


ADVETORIAL

error: Content is protected !!