News  

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Sulawesi Tenggara, Catat Jadwalnya!

Penampakan Hari Tanpa Bayangan. Foto: Dok. Antara.

Kendari – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kendari menginformasikan bahwa fenomena alam Hari Tanpa Bayangan akan terjadi di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara mulai 1 Oktober hingga 7 Oktober 2024.

Fenomena ini terjadi ketika matahari berada tepat di atas kepala, menyebabkan bayangan benda-benda yang berdiri tegak menghilang sesaat.

Imanuela Indah Pertiwi, Pegawai Stasiun Geofisika Kendari menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun di wilayah yang berada di antara Garis Khatulistiwa dan Garis Balik.

“Hari Tanpa Bayangan adalah momen ketika matahari berada di posisi zenit atau tepat di atas suatu wilayah, sehingga tidak ada bayangan dari objek yang berdiri tegak lurus pada permukaan bumi,” ujar Indah, Rabu (2/10).

Selain itu, ini juga menjadi momen edukasi bagi masyarakat untuk mengenal fenomena alam lebih dekat.

BMKG merilis jadwal lengkap terjadinya Hari Tanpa Bayangan di seluruh kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara. Berikut jadwalnya:

– Kolaka Utara: 1 Oktober 2024, 11:46:06 WITA
– Konawe Utara: 1 Oktober 2024, 11:41:10 WITA
– Konawe: 2 Oktober 2024, 11:41:05 WITA
– Kolaka Timur: 3 Oktober 2024, 11:41:17 WITA
– Kota Kendari: 3 Oktober 2024, 11:38:54 WITA
– Konawe Kepulauan: 3 Oktober 2024, 11:37:01 WITA
– Kolaka: 3 Oktober 2024, 11:42:36 WITA
– Konawe Selatan: 4 Oktober 2024, 11:39:52 WITA
– Bombana: 5 Oktober 2024, 11:40:19 WITA
– Muna Barat: 5 Oktober 2024, 11:38:23 WITA
– Muna: 5 Oktober 2024, 11:37:27 WITA
– Buton Utara: 5 Oktober 2024, 11:35:38 WITA
– Wakatobi: 6 Oktober 2024, 11:33:55 WITA
– Buton Tengah: 6 Oktober 2024, 11:38:05 WITA
– Kota Baubau: 6 Oktober 2024, 11:37:39 WITA
– Buton: 7 Oktober 2024, 11:36:24 WITA
– Buton Selatan: 7 Oktober 2024, 11:37:23 WITA

Indah mengimbau masyarakat untuk mencatat waktu terjadinya fenomena ini di wilayah masing-masing.

“Hari Tanpa Bayangan bisa menjadi momen menarik bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat fenomena alam, serta sebagai ajang edukasi di bidang astronomi,” pungkasnya.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version