Kendari – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari membidik masa depan dengan visi besar: menjadi pusat kajian Islam transdisipliner terkemuka di Asia pada 2045.
Komitmen ini ditegaskan dalam orientasi mahasiswa baru Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) yang digelar di Aula Pascasarjana, Kamis (6/3) lalu.
Dalam sambutannya, Rektor IAIN Kendari, Prof. Husain Insawan, menegaskan bahwa institusi ini tidak sekadar ingin mencetak akademisi, tetapi melahirkan pemikir yang mampu menembus batas-batas disiplin ilmu.
Ia menekankan bahwa Pascasarjana harus mampu merealisasikan visi besar institusi melalui dua aspek utama.
“Dari sisi manajerial, IAIN Kendari bertekad menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang unggul dalam moderasi dan visioner dalam pengembangan. Hal ini diwujudkan melalui program Catur Asi, di antaranya moderasi, digitalisasi, internasionalisasi, dan transformasi,” ujar Prof. Husain.
Namun, sekadar unggul secara administratif tidak cukup. Lebih dari itu, Pascasarjana IAIN Kendari mengusung misi keilmuan yang lebih mendalam, yakni menjadi pusat pengembangan kajian Islam transdisipliner yang diakui di kancah Asia.
“Semua konten disertasi nantinya harus mencerminkan transdisiplineritas keilmuan. Ini merupakan ciri khas dan tanggung jawab Pascasarjana dalam mengembangkan paradigma keilmuan baru,” tegasnya.
Di hadapan mahasiswa baru, Direktur Pascasarjana, Dr. La Hadisi, menantang para akademisi masa depan ini untuk tidak hanya menjadi pengkaji, tetapi juga pencipta gagasan yang mampu menggugah dunia akademik dan sosial.
“Pascasarjana bukan hanya tempat belajar, tetapi juga wadah untuk membangun gagasan-gagasan besar yang bisa memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu keislaman dan masyarakat luas,” ujarnya.
Ia berharap mahasiswa S3 ini dapat menghasilkan riset yang inovatif dan mampu merefleksikan paradigma transdisipliner dalam setiap kajian akademiknya.
Editor: Denyi Risman