Berita  

Indeks Perkembangan Harga di Sultra Terandah Ketujuh se-Indonesia

Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada Minggu keempat April 2024 di Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan perkembangan baik. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada Minggu keempat April 2024 di Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan perkembangan baik. Nilai ini, oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diistilahkan sebagai rendah dan stabil antar waktu.

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto mengatakan, Tim Penanganan Inflasi Daerah Provinsi termasuk Kabupaten dan Kota harus menjaga angka inflasi tersebut untuk selalu rendah.

“Mesti memastikan akumulasi sepanjang tahun tidak lebih dari rentang target inflasi tahunan 1,5-3,5 persen,” ujar Andap Budhi Revianto, Senin (29/4).

Kata Andap, pergerakan bulanan sebaiknya agar dijaga antara 0,12-0,3 persen. Jumlah ini, menurut Andap, tidak boleh lebih. Sebab, akan akan berpengaruh terhadap harga lainnya di pasar.

Andap melanjutkan, untuk kabupaten non Indeks Harga Konsumen (IHK) , parameternya sebenarnya relatif gampang. Sebab, yang harus dijaga komoditasnya dengan jumlah terbatas atau hanya 20 komoditas saja.

Hal berbeda dibanding daerah Kabupaten dan Kota IHK. Keempat daerah ini adalah, Kendari, Baubau, Konawe, dan Kolaka. Jumlah komoditasnya mencapai di atas 400 item.

Dari data BPS, untuk Wakatobi kenaikan terjadi untuk komoditas beras, bawang merah dan cabe merah. Penyebabnya, karena adanya kendala pasokan yang terbatas di Wakatobi.

“Tarkat ini, TPID Pemprov dan Kab Wakatobi harus melakukan pendalaman,” kata Andap.

Diketahui, IPH dari 20 komoditas terpilih pada Minggu ke 4 April 2024 di Sulawesi Tenggara mengalami penurunan harga. Hal ini ditandai dengan IPH sebesar -1,98.

“Sultra berada pada posisi 7 terendah dari 38 provinsi,” papar Andap.

Dia menjelaskan, Khusus Wakatobi terjadi kenaikan harga pada komoditas Beras, Cabe Merah dan Bawang Merah. Menempatkan Wakatobi pada posisi ketujuh tertinggi, tapi masih dalam rentang kendali.

Andap memaparkan data lainnya, Secara rerata dari 17 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara, pada minggu ke 4 April 2025 sudah menunjukkan penurunan harga.

“Penurunan harga terdalam tercatat di Bombana sebesar -8.11 persen,” ujar Andap.

Andap menegaskan, perlu terus diupayakan penurunan harga sehingga dapat terus terjaga. Dia berharap, harga bisa cepat kembali pada titik keseimbangan.

“Utamanya untuk komoditas beras. Setidaknya pada level harga sebelum kenaikan yang sangat tinggi pada beberapa bulan yang lalu,” pungkasnya.


Editor: Muh Fajar

error: Content is protected !!
Exit mobile version