Berita  

Kekurangan Bahan Baku, Perusahaan Smelter di RI Mulai Impor Bijih Nikel

Ore nikel. Foto: Dok. Selfy Sandra Momongan/Kumparan.

Kendari – Ada perusahaan smelter di Republik Indonesia yang mulai melakukan impor bijih nikel dari Filipina dan beberapa negara lain.

Hal itu diungkapkan Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM RI Muhammad Wafid. Namun, Wafid tak mengungkap apa nama perusahan smelter tersebut.

Wafid bilang alasan perusahaan tersebut melakukan impor bijih nikel karena kurangnya pasokan bahan baku dari dalam negeri.

“Ada isu nikel yang diimpor dari Filipina karena smelter kekurangan bahan,” kata Wafid di Gedung Kementerian ESDM, dikutip dari CNBC Indonesia Senin (28/8).

Namun, Wafid memastikan bahwa berdasarkan perhitungan seluruh Rencana Keuangan dan Anggaran Biaya (RKAB) nikel yang dikeluarkan, bijih nikel untuk pasokan smelter di dalam negeri seharusnya mencukupi.

“Saya sampaikan bahwa saya coba hitung seluruh RKAB yang sudah kita setujui, jumlahnya berapa, input nikel yang dibutuhkan berapa, hasilnya masih cukup. Tidak ada kekurangan di sekitar Sulawesi Utara, jadi terpaksa harus impor, mungkin hal lain ya,” jelas Wafid.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memang tercatat mengimpor ore atau bijih nikel dan konsentratnya dengan Kode HS 26040000 dari Filipina seberat 38.850.000 kilogram pada Mei 2023.


Editor: Muh Fajar RA

error: Content is protected !!
Exit mobile version