Kendari – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan lebih dari 30 produk unggulan hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk ditampilkan dalam Kendari Expo 2025.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-194 Kota Kendari dan akan dibuka pada Sabtu (3/5) di kawasan eks MTQ Kendari.
Persiapan dilakukan melalui rapat koordinasi yang digelar, Jumat (2/5), di Aula Kanwil Ditjenpas Sultra dan dihadiri para kepala bidang serta tim teknis bidang pembinaan.
Fokus rapat adalah mematangkan strategi partisipasi, mulai dari konsep stan, pemasaran produk, hingga promosi digital yang melibatkan mitra kerja.
Kepala Kanwil Ditjenpas Sultra, Sulardi, menegaskan bahwa Kendari Expo menjadi momentum strategis untuk menunjukkan keberhasilan program pembinaan di Lapas dan Rutan.
“Kendari Expo bukan hanya tentang pameran, tetapi juga panggung untuk menunjukkan bahwa pembinaan di dalam Lapas dan Rutan mampu melahirkan karya yang membanggakan. Ini bentuk nyata dari pemasyarakatan yang produktif dan inklusif,” tegas Sulardi.
Ia juga menyebutkan bahwa partisipasi dalam expo tersebut bukan sekadar ajang seremonial, melainkan bagian dari misi jangka panjang pemasyarakatan untuk membentuk manusia mandiri dan berdaya saing.
“Produk-produk yang kami tampilkan adalah hasil kerja keras warga binaan yang telah melewati proses pembinaan secara konsisten. Kami ingin masyarakat tahu bahwa di balik tembok Lapas, ada proses transformasi yang berjalan, ada harapan yang sedang dibangun,” ujar Sulardi.
Produk yang disiapkan mencakup kerajinan tangan, fashion, hingga kuliner khas yang dikembangkan melalui pelatihan intensif.
Ajang ini juga diharapkan menjadi media edukasi publik tentang pentingnya pemberdayaan narapidana sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia.
Kanwil Ditjenpas Sultra menargetkan tampil maksimal dan mampu menarik perhatian publik dalam ajang bergengsi tersebut, sembari menguatkan citra positif institusi pemasyarakatan di Bumi Anoa.
Editor: Denyi Risman