Kendari – SMKN 1 Kendari menggelar pentas seni dan pameran kewirausahaan hasil pembelajaran siswa dalam penerapan projek penguatan profil pelajar pancasila atau P5.
Kegiatan yang digelar di SMKN 1 Kendari ini dibuka langsung Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra) Yusmin pada Kamis (6/6).
Berbagai jenis makanan khas Sulawesi Tenggara, pakaian adat tradisional nusantara dan berbagai hasil karya seni siswa SMKN 1 Kendari dipamerkan dalam gelar karya seni dan kewirausahaan ini.
Seluruh kuliner, karya seni, maupun penampilan tarian tradisional nusantara ini merupakan hasil karya siswa sebagai bagian dari implementasi kurikulum merdeka.
Kepala SMKN 1 Kendari, Ali Koua mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan SMKN 1 Kendari sebagai implementasi kurikulum merdeka belajar, khususnya dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pada kesempatan ini selain menyaksikan pagelaran seni dari pelajar, Kadis Dikbud Sultra didampingi Kepala SMKN 1 Kendaridan jajaran berkesempatan berkeliling mencicipi berbagai macam kuliner khas dari sejumlah daerah di Sulawesi Tenggara buatan pelajar.
Melalui gelar karya seni dan kewirausahaan ini memperlihatkan bagaimana generasi muda mampu bertindak sebagai pelestari budaya dengan menghasilkan kuliner khas Sulawesi Tenggara dan pentas seni tradisional nusantara.
Yusmin menyatakan apresiasinya kepada jajaran tenaga pengajar SMKN 1 Kendari yang dinilai berhasil mendidik siswa dalam program peningkatan profil pelajar pancasila.
“Melalui kegiatan ini terlihat bagaimana generasi muda kita bisa berperan dalam melestarikan kebudayaan lokal Sulawesi Tenggara,” kata Yusmin.
“Kita bisa melihat bahwa anak-anak kita ini mempunyai kreativitas dalam melestarikan budaya kita di Sultra, mereka bisa menjaga dan menampilkannya dengan baik. Ini luar biasa dan perlu kita dukung penuh,” tambah Yusmin.
Yusmin menambahkan, rencananya agenda ini akan menjadi agenda tahunan Dikbud Sultra dengan mengumpulkan hasil karya seluruh SMK di Bumi Anoa.
Editor: Wiwid Abid Abadi
