Daerah  

16 Dokter Baru dari Kemenkes Datang ke Muna Barat Beri Pelayanan Kesehatan

16 dokter ini diterima langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri didampingi Sekda Mubar, LM Husein Tali, Kadis Kesehatan Mubar, La Ode Mahajaya dan Direktur RSUD Mubar, dr Muh Syahrir Fitrah di halaman kantor bupati, Senin (5/6). Foto: Denyi Risman/Sultranesia.

Muna Barat – Sebanyak 16 dokter baru dari program internsip dokter Indonesia (PIDI) resmi ditugaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di wilayah Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.

Kabupaten Mubar oleh Kemenkes masuk dalam wilayah penugasan daerah terpencil perbatasan kepulauan (DTPK). DTPK merupakan klasifikasi penempatan dokter internsip dengan isentif tambahan.

Ke-16 dokter ini diterima langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri didampingi Sekda Mubar, LM Husein Tali, Kadis Kesehatan Mubar, La Ode Mahajaya dan Direktur RSUD Mubar, dr Muh Syahrir Fitrah di halaman kantor bupati, Senin (5/6).

Secara simbolis Pj Bupati memasangkan pin kepada 16 dokter pertanda mereka telah diterima bertugas di Mubar.

Semua dokter internship ini akan bertugas di Mubar selama setahun. Pemkab Mubar juga akan memberikan intensif kepada 16 dokter tersebut.

Pada kesempatan itu, Bahri mengatakan secara geografis Kabupaten Mubar sebagai wilayah yang memiliki beberapa wilayah yakni darat dan pulau.

Untuk itu, ia mengatakan agar dokter internsip ini mampu mengenali situasi di wilayah Mubar, sebab penempatan dokter internsip itu tidak hanya ditempatkan di daratan tetapi ada yang ditempatkan di pulau.

“Harus tahu juga kalau di sini ada tiga wilayah besar, yaitu Tiworo Raya, Kusambi Raya, dan Lawa Raya,” kata Bahri.

Bahri katakan, saat ini ada puskesmas yang masih melayani pasien dari pulau yakni Puskesmas Tondasi saat ini masih melayani pasien dari Pulau Bero, namun nantinya akan dipecah sehingga di Puskesmas Bero akan dibuatkan rawat inap.

Ia juga berpesan untuk mempelajari adat istiadat dan menjunjung tinggi budaya di Kabupaten Mubar, sebab di daerah tersebut memiliki kemajemukan suku dan budaya.

Selanjutnya, ia berpesan untuk memperhatikan sarana dan prasarana, karena masih ada beberapa yang belum terpenuhi, maka nantinya dokter internsip dapat melaporkan ke pimpinan, namun saat ini pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan sarana dan prasarana.

Untuk itu, dokter internsip diharapkan untuk tetap mengingat tugas utama yakni terus memberikan pertolongan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat Mubar.

Terlebih saat ini Mubar telah memprogramkan kesehatan terbuka bagi masyarakat untuk berobat secara gratis, baik di dalam daerah maupun di seluruh Indonesia.

“Jangan dikecewakan masyarakat kita, siapapun yang datang jangan ditolak, mau ada BPJS atau tidak tetap dilayani,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Mubar, La Ode Mahajaya menjelaskan sebelumnya Pemkab Mubar melalui Dinkes Mubar mengajukan permohonan kepada Kemenkes agar Mubar dapat dijadikan salah satu wahana PIDI ini.

“Mereka akan bertugas selama satu tahun di Mubar dan akan ditempatkan di tiga wahana yakni puskesmas Bero, Tondasi dan Guali, dan RSUD Mubar,” ungkapnya.

Kata Mahajaya, penugasan para dokter internship ini sudah ditentukan dari Kemenkes berdasarkan permohonan yang diajukan oleh Pemkab Mubar. Lanjut dia, mereka nantinya akan bertugas selama enam bulan di puskesmas dan enam bulan berikutnya di RSUD Mubar.

Ia menjelaskan dokter internship ini merupakan dokter yang baru selesai pendidikan dan oleh Kemenkes diberi kewenangan praktek sebagai Dokter selama satu tahun di tempat mereka ditugaskan.

“Tujuan pelaksanaan program ini untuk pemahiran dan pemandirian dokter setelah lulus pendidikan dokter agar dapat penyelaraskan hasil pendidikan dengan kondisi di lapangan, sehingga ke depan para dokter tersebut sudah siap dan mahir ketika melakukan praktik mandiri,” tandasnya.


Laporan: Denyi Risman

error: Content is protected !!