News  

7 Rekomendasi Tempat Wisata di Sultra yang Wajib Dikunjungi di 2023

Kawasan Karts Matarombeo. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggenjot agar kunjungan wisata tahun ini meningkat.

Dispar dan Ekraf menargetkan perjalanan wisata nusantara di daerah ini mencapai 6,6 juta perjalanan sepanjang tahun 2023 ini. Target tersebut merupakan bagian dari target nasional yang mencapai 1,2 hingga 1,4 miliar perjalanan.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra Belli Tombili mengatakan, target perjananan wisnus ini merupakan bagan dari agenda Gerakan Nasional Berwisata di Indoensia Aja atau Gernas BBWI yang didorong oleh Presiden Joko Widodo.

“Bapak Presiden mengajak kita semua untuk berwisata di dalam negeri saja. Dalam pidato beliau, secara khusus menyebut Wakatobi. Namun, kita di Sultra punya kawasan wisata lainnya yang menyanggah Wakatobi. Kita menyebutnya sebagai seven wonders Sultra, yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di Sultra,” jelas Belli dalam keterangannya, Rabu (1/2).

Tujuh tempat wisata yang menjadi rekomendasi Dispar tersebut juga sudah dituangkan dalam Keputusan Gubernur Nomor 310 Tahun 2022 tentang Penetapan Destinasi Pariwisata Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara Penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Wakatobi.

Ketujuh kawasan tersebut adalah Koridor Wisata Teluk Kendari-Toronipa-Labengki, Benteng Keraton Wolio-Lambusango, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Pulau Padamarang, Kawasan Karts Pulau Muna, Kawasan Karts Matarombeo, dan Kawasan Mangrove Buton Utara.

Belli menjelaskan, peluang peningkatan wisatawan nusantara masih cukup tinggi, dengan memanfaatkan pangsa kelompok masyarakat dengan pengeluaran menengah atas serta kelompok masyarakat berusia muda dan dewasa.

Setidaknya ada empat strategi yang akan ditempuh Dispar Sultra dalam mencapai target kunjungan wisnus melalui Gernas BBWI, yakni kampanye masif, integrasi dengan promo paket wisata, ketersediaan transportasi efisien dan terjangkau, dan aspek keberlanjutan.

Strategi BBWI dapat dipilah dalam bentuk tematik bulanan. Misalnya, Januari (bulan lunar festival), Februari (bulan bumi pertiwi), dan Maret (bulan Film). Pada bulan Februari, kata Belli, sebagai bagian dari tematik bulan bumi pertiwi, kita mencoba memasarkan produk wisata adventure dalam event ASEAN Tourism Fair (ATF) yang digelar di Yogyakarta 2-5 Desember 2023.

“Selain itu, kita juga memiliki dua event yang telah masuk dalam kalender wisata nasional yakni Wakatobi Wave dan Festival Kande-Kandea di Tolandona, Buton Tengah,” tambah Belli.

Gernas BBWI juga akan diintegrasikan dengan Gerakan bangga Buatan Indonesia, misalnya agar hotel-hotel yang ada di Sultra menggunakan produk-produk lokal atau dalam negeri, seperti sabun, shampoo, bahan makanan, dan lainnya, termasuk lagu-lagu yang didendangkan dari musisi Indonesia atau music-musik etnik khas di daerah. Rilis


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!
Exit mobile version