News  

Perekonomian Sulawesi Tenggara Terus Tumbuh Positif

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto melaksanakan panen raya tanaman pangan dan holtikultura bersama siswa di SMKN Pertanian Pembangunan (PP) 5 Konawe, Rabu (28/2). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Perekonomian di Sulawesi Tenggara (Sultra) berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,40 persen pada tahun 2024, meningkat apabila di banding tahun 2023 yakni 5,35 persen.

Data ini didasari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra tentang pertumbuhan ekonomi Sultra Triwulan IV Tahun 2024 pada Rabu (5/2).

“Angka ini mengindikasikan stabilitas dan daya tahan ekonomi daerah di tengah dinamika ekonomi nasional dan global,” jelas Plt Kepala BPS Sultra, Suriati Toar.

Saat rilis, Suriati Toar menjelaskan secara menyeluruh mengenai pertumbuhan ekonomi Sultra pada Triwulan ke IV tahun 2024, dengan penjelasan sebagai berikut.

Pertama, pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha, terdiri dari pertumbuhan Triwulan IV-2024 dibanding Triwulan III-2024 (Q-to-Q) dan pertumbuhan Triwulan IV-2024 dibanding Triwulan IV-2023 (Y-on-Y), pertumbuhan tahun 2024 dibanding tahun 2023 (C-to-C).

Kedua, pertumbuhan ekonomi berdasarkan Pengeluaran, terdiri dari pertumbuhan Q-on-Q menurut pengeluaran, dan pertumbuhan Y-on-Y menurut pengeluaran, serta pertumbuhan tahun 2024 disandingkan dengan tahun 2023 (C-to-C) menurut pengeluaran.

Tiga, produk domestik regional bruto atau disingkat PDRB per kapita. Dan terakhir, kontribusi Sultra terhadap perekonomian nasional.

Plt Kepala BPS Sultra menjelaskan mengenai pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha, bahwa secara tahunan ekonomi Sultra mengalami pertumbuhan sebesar 5,40 persen. Adapun lapangan usaha yang mencatatkan pertumbuhan yakni;

Pertama adalah industri pengolahan sebesar 12,98 persen, selanjutnya yang kedua adalah lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib tumbuh sebesar 11,98 persen, sedangkan yang ketiga adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi naik sebesar 7,81 persen.

Lebih lanjut, Suriati Toar menjelaskan bahwa secara struktural, perekonomian Sultra masih didominasi oleh lima sektor utama, yakni lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi terbesar yakni 23,48 persen.

Lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 21,13 persen. Lapangan usaha perdagangan, reparasi mobil dan sepeda motor dengan pangsa sebesar 12,53 persen. Lapangan usaha konstruksi berkontribusi sebesar 12,15 persen, dan lapangan usaha Industri Pengolahan menyumbang sebesar 9,40 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto.

Dari total kelima lapangan usaha utama tersebut, pada akhirnya memberikan kontribusi sebesar 78,69 persen terhadap ekonomi Sultra.

Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menyampaikan rasa syukur atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Sultra pada tahun 2024 sebesar 5,40 persen.

“Alhamdulillah, apabila hasilnya menunjukan tren peningkatan,” ungkap Andap.

Pj Gubernur Sultra berharap ke depannya akan pentingnya penguatan dari berbagai sektor riil untuk lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti lapangan usaha dibidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata, bukan hanya bertumpu pada pengelolaan kekayaan alam yaitu pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

“Pemerintah Provinsi akan terus berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor, seperti dibidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata serta berbagai bidang lainnya, bukan hanya bertumpu pada bidang pertambangan dan penggalian saja,” ujar Andap Budhi Revianto.

Andap mencontohkan perlu penguatan, salah satunya adalah lapangan usaha pertanian terutama produk lokal dan sarana pendukungnya serta upaya industrialisasi untuk mendorong tumbuhnya UMKM.

Terkait lapangan usaha pertanian, untuk mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan penting untuk memastikan sistem pangan yang tangguh untuk mengurangi ketergantungan kita dari luar daerah.

Pengawalan dan pendampingan petani oleh Dinas terkait seperti Tanaman Pangan serta Perkebunan dan Hortikultura pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota yang ada harus intens dilaksanakan.

“Penguatan lapangan usaha pertanian dapat kita lakukan melalui pemberdayaan ‘Kelompok Tani’, kita lakukan penguatan kapasitas Petani melalui pelatihan peningkatan produksi, keamanan pangan produk pangan, pelatihan pembuatan pupuk organik, edukasi integrated farming,” katanya.

“Disektor hilirnya, pemerintah daerah wajib mendorong hilirisasi produk pertanian sehingga tidak di jual dalam bentuk produk pertanian asalan, tetapi produk yang telah diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah sekaligus kita bisa menumbuhkan industri kecil menengah pada tingkat kabupaten kota yang berbasis komoditas pertanian,” pungkas Andap. Rilis.


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!