Daerah  

Blank Spot Internet, Masa Depan Anak Muna Barat Seperti Sinyal yang Hilang

Ilustrasi. Foto: Sultranesia.com

Muna Barat – Buruknya akses internet di Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna Barat, membuat masa depan anak-anak seperti sinyal yang tiba-tiba menghilang.

Dalam reses yang digelar oleh Anggota DPRD Muna Barat, La Ode Harlan Sadia, pada Kamis (13/2), warga menyuarakan keluhan utama mereka: jaringan internet yang masih terseok-seok di era digital.

Salah satu warga Desa Sangia Tiworo, La Samone, menilai bahwa keterbatasan jaringan internet telah menjadi kendala besar dalam dunia pendidikan.

Menurutnya, banyak anak-anak yang kesulitan mengakses bahan pembelajaran, sementara masyarakat umum juga sangat bergantung pada informasi digital.

“Ini menjadi kendala utama, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan akses belajar dan masyarakat yang bergantung pada informasi digital,” ujarnya.

Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, kondisi ini ibarat perjalanan panjang tanpa peta—warga sulit mendapatkan informasi, sementara anak-anak kesulitan mencari bahan pembelajaran melalui internet.

Blank spot internet di beberapa wilayah semakin memperparah keadaan, menyebabkan ketimpangan akses informasi dan pendidikan.

Tak hanya pendidikan yang terdampak, sektor ekonomi dan komunikasi warga juga turut merasakan imbasnya.

Selain masalah jaringan internet, infrastruktur pertanian juga menjadi perhatian dalam reses tersebut. Nyoman Ginana, warga Kasimpa Jaya, mengeluhkan kondisi jalan menuju lahan pertanian yang masih rusak.

Ia menegaskan bahwa mayoritas warga di desanya berprofesi sebagai petani, sehingga akses jalan yang baik sangat diperlukan untuk kelancaran distribusi hasil pertanian.

“Sebagian besar warga di sini adalah petani, tetapi akses jalan ke lahan pertanian masih rusak. Kami memohon JUT segera dibangun agar hasil tani bisa didistribusikan dengan lancar,” katanya.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, La Ode Harlan Sadia berkomitmen untuk membawa persoalan ini ke forum DPRD serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait.

Ia juga menekankan pentingnya pembangunan bendungan Katangana, yang dinilai sangat vital bagi sistem irigasi sawah di wilayah tersebut.

“Saya akan koordinasikan dengan pemerintah daerah dan pihak terkait, terutama soal bendungan Katangana yang vital bagi irigasi sawah. Ini sejalan dengan program nasional swasembada pangan,” jelasnya.

Selain itu, Harlan menegaskan bahwa program pemberdayaan ekonomi akan terus didorong. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah pengadaan bibit ayam petelur dan ayam potong guna membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Ini menyangkut hajat hidup masyarakat. Sinergi antara warga dan pemerintah daerah adalah kunci utama pembangunan Muna Barat yang merata,” tegasnya.

Warga berharap reses ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi menjadi langkah nyata dalam mengatasi berbagai permasalahan di Tiworo Selatan.

Mereka juga berharap janji-janji yang disampaikan tidak menguap seperti sinyal yang hilang, tetapi berbuah nyata demi kemajuan daerah.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version