Dari Tangan Kakak ke Adik: Ikbar Janji Layarkan PBB Sultra ke Pelabuhan Baru

Ikbar, Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2025–2030. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Estafet kepemimpinan Partai Bulan Bintang (PBB) Sulawesi Tenggara (Sultra) memasuki babak baru. Dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) VI yang digelar di salah satu hotel ternama di Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Selasa (29/4), Ikbar, Bupati Konawe Utara, dipilih secara aklamasi menakhodai PBB Sultra periode 2025–2030. Ia menggantikan kakaknya, Ruksamin, sang arsitek lonjakan suara PBB di Pemilu 2024.

Peralihan tongkat komando ini bukan sekadar seremonial, melainkan pertaruhan masa depan partai dalam lanskap politik Sultra yang kian keras dan kompetitif. Di bawah sorotan ratusan kader dan tokoh partai, Ikbar memancang janji besar: melayarkan PBB ke pelabuhan baru, dengan kapal yang lebih kuat dan kru yang lebih setia.

Dalam pernyataan perdananya, pria kelahiran Andumowu, 17 Januari 1989, menegaskan target strategis untuk Pemilu 2029. Ia tak ingin sekadar mempertahankan capaian, melainkan memperluas pengaruh partai di seluruh dapil Bumi Anoa.

“Target kita ke depan, dari enam dapil yang ada di provinsi, minimal satu dapil satu anggota DPRD. Dengan komunikasi politik yang saya bangun lintas tokoh, pemuda, dan pemerintah daerah, itu harus tercapai,” ujar Ikbar lugas.

Lebih lanjut, Ikbar menekankan bahwa capaian 2024 yang tumbuh sekitar 300 persen harus dijadikan pijakan, bukan alasan untuk berpuas diri. Ia mengandalkan suasana kebatinan yang terbangun dengan para kepala daerah untuk memperluas basis suara PBB, bahkan di kabupaten/kota yang selama ini belum memiliki kursi.

Strategi Ikbar tak sekadar soal angka, melainkan membangun basis loyalitas politik. “Dengan kegiatan retreat kita, keakraban itu sudah terjalin. Inilah modal awal untuk memperkuat posisi PBB di Sultra,” tambahnya.

Ketika ditanya soal Pilkada 2029 dan arah dukungan, mantan Ketua DPRD Konawe Utara ini memberikan sinyal kuat akan tetap mendorong kader internal. Ia tak ragu mengisyaratkan kemungkinan mengusung Ruksamin, yang disebutnya sebagai salah satu kader terbaik PBB Sultra.

“Kalau memang ada kader yang layak untuk maju, kenapa tidak? Apalagi beliau ini kan salah satu kader terbaik di Sultra. Kita lihat nanti saat pemilihan 2029,” katanya mantap.

Sikap ini menegaskan bahwa PBB Sultra di bawah Ikbar tidak akan menjadi sekadar kendaraan politik pragmatis. Ia ingin mengubah partai menjadi kekuatan kader murni, baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota.

Terkait sikap terhadap kader yang sebelumnya dipecat karena perbedaan pilihan politik, Ikbar memilih bersikap tegas. “Kalau sudah tidak sejalan dengan kita, kenapa tidak (dikeluarkan)? Itu sudah diatur dalam AD/ART partai. Lebih baik kita merekrut kepengurusan baru yang memang betul-betul bertanggung jawab,” ujarnya tanpa ragu.

Mengenai program kerja 100 hari pertama, suami Wisra Wasta Wati ini mematok agenda prioritas: merampungkan struktur organisasi dan mengonsolidasikan kekuatan dari berbagai lini.

“Yang pertama-tama, kita akan rapatkan dulu, rampungkan struktur. Karena membangun organisasi itu harus berbasis pada basic masing-masing, baik tokoh masyarakat, politik, maupun pengusaha. Dengan kolaborasi ini, yang berat akan menjadi ringan, yang jauh akan semakin dekat, yang sulit akan semakin mudah,” tutupnya, penuh metafora.

Kepemimpinan Ikbar adalah cermin transisi politik yang tak sekadar berbagi darah, tetapi juga berbagi beban. Tantangan membangun partai berbasis ideologi, loyalitas, dan resistensi terhadap politik transaksional akan menguji kapasitas nakhoda baru ini, apakah mampu membawa kapal PBB Sultra berlabuh di pelabuhan kemenangan, atau karam di tengah badai politik 2029.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version