News  

Kementan Terus Regenerasi Petani Melalui Bimtek Calon Pengusaha Petani Muda

Pertemuan Bimtek Calon Pengusaha Petani Muda Komponen A SIMURP Tahun 2022 di Grand Arkenso Parkview, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/7). Foto: Dok. Istimewa.

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus menumbuhkembangkan petani dan pengusaha muda pertanian. Generasi muda pertanian diharapkan bisa menerapkan inovasi teknologi, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang akhirnya menambah pendapatan petani.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sektor pertanian adalah lapangan kerja yang menjanjikan, selama ada kemauan yang serius untuk menggarap sumber daya alam yang kita miliki. Menurutnya, negara-negara maju sekalipun, pertanian tetap menjadi sektor penting dan krusial. Bahkan para pelaku pertanian memiliki peran penting di negara-negara tersebut.

“Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project atau SIMURP ditujukan untuk membangun pertanian Climate Smart Agriculture atau pertanian cerdas iklim,” ujar Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat membuka Pertemuan Bimtek Calon Pengusaha Petani Muda Komponen A SIMURP Tahun 2022 di Grand Arkenso Parkview, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/7).

Menurut Dedi akibat perubahan iklim terjadi elnino, elnina, serangan hama, sehingga menggangu sistim produktivitas dan produksi pertanian.

“Kita harus antisipasi ini dengan menggunakan varietas yang tahan genangan, kekeringan, dan hama. Membangun teknologi drainase yang ada di lahan pertanian, tetapi tidak merusak lingkungan, salahsatunya dengan menggunakan pestisida nabati serta pengelolaan hama terpadu,” tegasnya.

Menurutnya, bahan kimia terbukti menghancurkan lahan, pencemaran air, atmospir, gas beracun, gas rumah kaca. Pertanian CSA harus disampaikan dan sosialisasikan penyuluh kepada petani.

“Saya optimis dan yakin, dengan Bimtek ini pembangunan petanian kedepan semakin baik, karena ada petani milenial. Karena mau tidak mau, kita harus lakukan regenerasi ke petani milenial yang profesional, mengerti dan memahami mulai dari proses agribisnis, sarana prasarana pertanian. Tanpa itu, pertanian tidak akan berjalan,” tambah Dedi Nursyamsi.

Dedi mengungkapkan, petani milenial harus mampu dan memahami on farm seperti memilih varietas unggul, mengolah lahan dengan alsintan, menanggulangi penyakit, memahami sub sistem agribisnis yang ada di hilir, pendidikan dan pelatihan, serta berjiwa enterpreneurship. Itu sangat diperlukan oleh petani untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produknya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunanan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto mengatakan, Pemerintah Daerah terus melakukan penumbuhan dan pengembangan petani dan pengusaha muda pertanian yang adaptif dan digital, khususnya di lokasi Program SIMURP.

Menurutnya, generasi muda jangan malu jadi petani. “Ada yang salah dari orang tua kita yang tidak memuji kalau anaknya jadi petani. Padahal petani muda era digital, menjadi pengusaha pertanian merupakan pilihan yang tidak keliru. Terbukti betapa kuatnya sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di masa pandemi,” ungkapnya.

“Masih banyak peluang pasar organik yang bisa dijadikan bisnis anak muda. Untuk itu, Pemerintah Jateng terus melakukan pengembangan petani muda bersama pengusaha lokal dengan membentuk mitra usaha yang saling menguntungkan,” kata Supriyanto.

Sementara itu, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arigin Caya mengatakan, konteks dilakukan Bimtek adalah menumbuh dan mengembangkan petani milenial untuk membangun pembangunan berkelanjutan.

“Kalau bagus di on farm saja, tidak cukup. Kelemahan kita adalah produktivitas tidak dinikmati petani, karena dijual dalam bentuk padi. Di luar negeri petani kaya, karena menikmati produksi sampai hilirnya dan memasarkan secara kekinian penggunaan IoT dan itu harus dikembangkan ke anak muda agar mereka tertarik berusaha di sektor pertanian,” ujarnya.

“Pengusaha dimanapun, pasti banyak yang menggunakan perbankkan, maka pemerintah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat kepada petani untuk bisa dimanfaatkan agar bisa terus berbudidaya usaha pertaniannya. KUR itu ada, tanda usaha pertanian menghasilkan dan menguntungkan, makanya perbankkan mau memberikan KUR”,” ucap Bustanul. (NF).


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!
Exit mobile version