Kendari – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto meminta seluruh warga Bumi Anoa untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis.
Leptospirosis atau dikenal sebagai demam urine tikus merupakan enyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Leptospira.
Andap menuturkan, penyakit ini sering terjadi di negara dengan iklim tropis dan subtropis terutama di negara kepulauan dengan curah hujan dan potensi banjir yang tinggi.
“Masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di wilayah banjir di wilayah banjir dan pemukiman banyak tikus beresiko tertular leptospirosis,” kata Andap, Rabu (31/1).
Selain itu, mereka yang rutin olahraga air, petani, peternak, petugas kebersihan, hingga petugas pemotongan hewan juga beresiko tertular leptospirosis.
Adapun gejalanya yaitu, demam di atas 38 derajat celcius, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis hingga sulit berjalan, kemerahan di selaput putih mata, kulit kekuningan, pembesaran hati dan limpah, ada tanda-tanda kerusakan ginjal.
“Gejala leptospirosis ini memiliki masa inkubasi yaitu antara 2-30 hari dengan rata-rata berlangsung 7-10 hari,” ujarnya.
Andap menjelaskan, pencegahan leptospirosis dapat dilakukan dengan cara simpan makanan dan minuman agar aman dari tikus, menyediakan dan menutup rapat tempat sampah dan tamping air, meningkatkan perangkap tikus, pakai sepatu boot jika kedaerah basah kotor, cuci tangan dan kaki setelah bekerja disawah, kebun, selokan dan lain lain, menjaga kebersihan lingkungan, dan tutup luka perban kedap air
“Jika mengalami leptospirosis ringan atau berat, maka segera ke puskesmas atau sarana kesehatan terdekat, segera minta bantuan ke tenaga medis untuk penanganan penyakit leptospirosis,” pungkasnya.
Editor: Muh Fajar