Berita  

Sekelompok Mahasiswa di Sultra Gelar Mimbar Demokrasi Singgung Politik Dinasti

Sekelompok mahasiswa dan masyarakat dengan menggunakan topeng mendatangi kampus Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) pada Selasa (5/12). Foto: Dok. Istimewa.

Kendari –  Sekelompok mahasiswa dan masyarakat dengan menggunakan topeng mendatangi kampus Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) pada Selasa (5/12).

Kedatangan mereka ke kampus itu dalam rangka menghadiri mimbar ekspresi demokrasi menolak politik dinasti.

Diketahui, massa yang hadir adalah mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai kampus di Sultra, di antaranya tuan rumah Unsultra, Universitas Halu Oleo (UHO), Universitas Mandala Waluya, dan Universitas Lakidende Konawe.

Mereka bergabung dan mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sulawesi Tenggara atau Amara.

Koordinator aksi mimbar bebas Ardianto mengatakan, aksi tolak politik dinasti yang mempertahankan kekuasaan agar tetap berada dalam lingkaran keluarga haruslah ditolak karena telah merusak tatanan demokrasi.

“Putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden kami nilai telah membuka ruang bagi politik dinasti. Drama itu mencapai puncaknya tatkala Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo menjadi cawapres. Olehnya itu, mahasiswa dan rakyat Harus berani melawan politik dinasti guna menyelamatkan bangsa ini dari resesi demokrasi,” ujar Ardianto.

Oleh karena itu, Amara mengeluarkan petisi yang dinamai Petisi Desember Amara Sultra.

“Kami yang tergabung dalam aliansi mahasiswa  dan rakyat Sulawesi Tenggara menyampaikan secara terbuka petisi kami atas nama demokrasi kami yang tergabung dalam amara sultra  menolak politik dinasti yang di peraktekkan oleh rezim hari ini,” ujarnya.

Kedua, Amara menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menolak pelanggar ham terhadap jabatan publik di manapun di republik ini.

“Kami Amara Sultra merasakan negara saat ini tidak lagi berpihak pada kepentingan sistem demokrasi kita. Maka hanya ada satu jalan, lawan,” tegasnya.

Aksi mimbar bebas ini sendiri sempat diwarnai kericuhan manakala seorang mahasiswa masuk ke area acara dan menuduh bahwa kegiatan ini ditunggani oleh kepentingan politik tertentu.

Sempat terjadi adu jotos. Namun, situasi cepat diredam oleh pihak keamanan kampus.


Laporan: Rijal

error: Content is protected !!
Exit mobile version