Golkar Sultra Bersiap Pilih Nahkoda Baru, Petahana Belum Tumbang

Ilustrasi Golkar. Foto: Dok. Istimewa.

Kendari – Aroma persaingan kian tajam menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra). Kursi Ketua DPD I menjadi rebutan strategis yang tak hanya menyangkut prestise, tapi juga kontrol atas arah politik partai menjelang Pemilu dan Pilkada 2029.

Di tengah tensi yang memanas, posisi petahana Herry Asiku belum goyah. Ia masih berdiri di tengah arus dukungan, sementara rival-rivalnya masih berhitung di balik layar.

Sinyal bahwa peta kekuatan belum sepenuhnya mengerucut datang dari Ketua MKGR Sultra, Aksan Jaya Putra (AJP). Dikenal sebagai figur muda dengan basis politik kuat, AJP memilih tidak tergesa menyatakan dukungan. Ada kalkulasi yang sedang disusunnya.

“Belum ada, nanti kita lihat siapa-siapa calon yang maju,” ujar AJP, Rabu (9/4).

Pernyataan ini bukan basa-basi. Sebagai pimpinan salah satu ormas pendiri, AJP memegang kendali terhadap satu dari sekian suara penting di Musda. Namun, ia sendiri belum mendapat kepastian teknis terkait mekanisme hak suara ormas.

“Sisa kita lihat apakah voting blok bersamaan dengan MKGR, Soksi dan Kosgoro, atau masing-masing,” tuturnya.

Di balik sikap wait and see itu, AJP tampak sedang memainkan strategi. Ia menegaskan bahwa hanya kandidat dengan kekuatan politik dan visi jangka panjang yang layak diberi mandat.

“Yang mampu membawa Golkar lebih maju ke depan untuk menghadapi Pemilu dan Pilkada 2029. Sehingga Golkar Sultra bisa lebih besar,” pungkasnya.

Sementara AJP masih mengamati pergerakan lawan dan kawan, Herry Asiku perlahan memantapkan posisi. Dukungan yang datang tidak lagi sebatas isyarat, tapi mulai menunjukkan bentuk nyata.

Ketua DPD II Golkar Kolaka, Farhana Mallawangan, menyebut bahwa semua kandidat masih dalam pantauan. Namun, ia tak menampik bahwa satu pilihan tunggal akan diambil saat Musda tiba.

“Untuk sementara, semua kader yang maju saya dukung, termasuk Pak Herry Asiku. Tapi nanti pada saat Musda XI Golkar Sultra, tentu kita hanya bisa memilih satu dari sekian calon yang maju,” katanya, Jumat (11/4).

Farhana memberi catatan penting: rekam jejak Herry adalah modal besar.

“Beliau punya pengalaman dan jejak rekam yang sudah terbukti. Tinggal bagaimana beliau bisa meyakinkan kembali para pemilik suara di Musda nanti,” imbuhnya.

Lebih dari sekadar dukungan simbolik, suara keras datang dari Kolaka Timur. Ketua DPD II Golkar Koltim, Andi Sakra Pangerang, menyatakan sikap tanpa celah.

“Kami dari DPD II Koltim secara terbuka dan tegas menyatakan siap mendukung dan memenangkan beliau dalam Musda nanti,” tegasnya.

Ia tak ragu menyebut Herry sebagai simbol stabilitas dan kesinambungan politik partai.

“Pak Herry adalah kader terbaik yang dimiliki Golkar Sultra saat ini. Beliau adalah simbol kesinambungan, stabilitas, dan kemajuan,” ucapnya dengan nada optimis.

Namun, manuver di tingkat DPD II tetap akan menunggu lampu hijau dari pusat. Satu komando, satu garis, satu restu.

“Kalau DPP sudah memberikan restu dan rekomendasi kepada Pak Herry, maka kami akan all out, satu barisan, satu komando, untuk mengamankan amanah itu,” tegasnya.

Pertarungan di Golkar Sultra belum berakhir. Di balik gestur ramah dan bahasa diplomatis, ada lobi yang terus bergerak, kalkulasi yang sedang dirancang, dan aliansi yang perlahan terbentuk. Petahana memang belum tumbang, tapi bayang-bayang pertarungan terbuka masih terus mengintai.


Editor: Denyi Risman

error: Content is protected !!
Exit mobile version