Daerah  

Kehadiran PT CNI di Sultra Memberi Dampak Positif Bagi Daerah, Harus Didukung!

PT Ceria Nugraga Indotama di Kolaka. Foto: Dok. Istimewa.

Kolaka – Pemuda asal Kecamatan Wolo, Muhammad Aldi, menyampaikan dukungan penuh atas kehadiran PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Bumi Mekongga, Kolaka.

Menurut Aldi, kehadiran PT CNI banyak memberi dampak positif, tidak hanya bagi masyarakat di sekitar berdirinya Smelter atau masyarakat lingkar tambang, tapi juga bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Bagaimana tidak, kata dia, dari sekian puluh bahkan mungkin ratusan smelter yang ada di Indonesia, Smelter PT CNI mayoritas dikelola oleh anak-anak bangsa Indonesia.

“Tidak hanya soal kepemilikan saham, tapi mayoritas tenaga kerja merupakan anak-anak bangsa yang memiliki kompetensi di bidang pertambangan. Tenaga kerja tersebut tentu saja mayoritas berasal dari lokasi dimana berdirinya pabrik,” kata Aldi dalam keterangan persnya, Senin (17/2).

Menurut Aldi, pola rekrutmen tenaga kerja PT CNI tentu saja memprioritaskan warga Kolaka dengan komposisi 70 persen berasal dari putra-putri Kolaka, khususnya yang berada di daerah lingkar tambang, sementara sisanya 30 persen dari luar Kolaka.

Soal rekrutmen tenaga kerja tersebut, menurut dia sudah sering disampaikan pihak PT CNI dalam berbagai kesempatan. Bahkan dari keterangan disampaikan Deputi Presiden Direktur PT CNI Djen Rizal, selama kurun waktu Februari 2024 silam, PT CNI sudah merekrut sekitar 2.793 orang tenaga kerja lokal.

Jumlah tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan akan selesainya pembangunan smelter.

“Saya kira masyarakat lingkar tambang tidak perlu resah ataupun terpengaruh dengan isu-isu yang mengatakan perusahaan lebih mengutamakan pekerja luar di banding pekerja lokal. Itu sudah menjadi komitmen perusahaan untuk memprioritaskan warga di mana perusahaan ini beroperasi,” ungkapnya.

Aldi bilang, masyarakat Kabupaten Kolaka, khususnya warga di lingkar tambang harus bangga dengan kehadiran PT CNI, dimana sejak Perusahaan ini mulai beraktivitas sudah banyak berkontribusi tidak hanya terhadap pendapatan negara berupa pajak, tapi juga peningkatan kesejahteraan bagi Masyarakat disekitar Perusahaan.

“Multiplier effektnya cukup besar. Tidak hanya terhadap pendapatan negara yang juga berdampak kepada penerimaan daerah, tapi juga berbagai sektor ikut bergerak dan memberi dampak positif bagi roda perekonomian masyarakat,” imbuhnya.

Lalu, terkait pengelolaan lingkungan, menurut Muhammad Aldi, tentu sudah menjadi keharusan bahkan kewajiban perusahaan. Ini tidak bisa diabaikan, sebab dampak ditimbulkan dari aktivitas pertambangan erat kaitannya dengan bagaimana pengelolaan lingkungannya.

Dalam hal pengelolaan lingkungan, PT CNI sudah lima tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan terbaik dalam pengelolaan lingkungan, yakni proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Proper biru ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2014.

Proper merupakan penghargaan bagi dunia usaha yang menunjukkan kinerja luar biasa dalam pengelolaan lingkungan hidup. Penghargaan tersebut diperoleh melalui proses evaluasi terhadap ketaatan peraturan pengelolaan lingkungan hidup, penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, konsevasi air, pengurangan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati, limbah B3 dan limbah padat Non B3 serta pemberdayaan Masyarakat.

“Bukan hal mudah memperoleh penghargaan seperti di peroleh PT CNI, yakni proper biru. Indikator-indikator yang menjadi syarat cukup ketat dan penilaian dilakukan secara profesional. Coba bandingkan dengan perusahaan-perusahaan sejenis, apakah mereka juga melakukan seperti PT CNI,” katanya.

Tidak hanya berupa penghargaan bidang lingkungan, PT CNI telah meraih tiga sertifikat berstandar internasional diantaranya Sertifikat ISO 9001 (2015), Sertifikat ISO 14001 (2015) dan sertifikat ISO 45001 tahun 2018. Sertifikat ISO 9001 misalnya merupakan standar bertaraf internasional di bidang sistem manajemen mutu.

Untuk memperoleh sertifikat tersebut, kata dia tidaklah mudah, sebab harus melalui serangkaian penilaian dan pengujian sesuai standar internasional seperti penerapan mengenai analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), sustainability produk dan mewujudkan green economic.

Sementara untuk sertifikat ISO 45001 merupakan standar internasional pertama di dunia yang menetapkan persyaratan atau pedoman untuk manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja.

Artinya, kata Aldi dalam hal pengelolaan lingkungan, khususnya dampak ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan disekitar areal pertambangan sudah mendapat pengakuan baik dalam negeri maupun internasional, dimana PT CNI berhasil meraih penghargaan proper biru dari KLHK serta sertifikat ISO.

“Nah kalau sudah ada seperti itu, berarti perusahaan tidak serta merta mengabaikan factor lingkungan. Karena kalau ini diabaikan, dampaknya sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan perusahaan dalam mengelola pertambangan. Saya sekali bertanya, apakah perusahaan-perusahaan yang juga bergerak di sektor pertambangan semua melakukan hal serupa. Silakan lihat dan nilai sendiri,” ungkapnya.

Sebagai perusahaan yang masuk dalam proyek strategi nasional dan objek vital, PT CNI dalam mengelola aset-aset negara maupun berkaitan hak-hak masyarakat, perusahaan tentu saja punya mekanisme dan atura yang mengedepankan asas hukum. Karena setiap jengkal lahan yang berada di kawasan konsesi perusahaan tentu saja ada hak-hak yang harus dipenuhi dan dipatuhi baik itu kepada negara maupun masyarakat, baik yang berada di kawasan hutan lindung maupun produksi.

“Soal hak negara dan masyarakat perusahaan tetap melakukan verifikasi lapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi sepanjang memenuhi syarat, perusahaan akan memberikan apa yg menjadi hak dari masyarakat,” pungkasnya.


Editor: Wiwid Abid Abadi

error: Content is protected !!
Exit mobile version